Program Tora Akan Jadi Solusi Pelepasan Kawasan Hutan di Kotim

    SAMPIT – Menindak lanjuti Surat Dinas Kehutanan Kalimantan Tengan dengan Nomor : 522.1.100/117/Dishut tanggal 15 Januari 2018 lalu.

    Surat tersebut bertujuan untuk diadakannya sosialisasi kegiatan inventarisir penguasaan tanah dalam kawasan hutan di Kotawaringin Timur (Kotim) melalui program Tanah Objek Reforma Agraria (TORA).

    Pemerintah Kabupaten Kotim, melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mengadakan pertemuan dengan seluruh lurah dan kepala desa se Kotim.

    Pertemuan tersebut dilangsungkan di Gedung Serba Guna Jalan HM Arsyad Sampit.

    Dalam sambutannya, Kepala DLH Kotim Sanggul L Gaol yang juga sekaligus membuka acara mewakili Bupati Koim menyampaikan bahwa Tora adalah program yang akan membantu Kotim dalam penyelesaiaan pelepasan kawasan.

    “Program Tora ini adalah kegiatan yang dinantikan masyarakat Kotim untuk pelepasan kawasan hutan, program ini hanya sekali dan terakhir,” ujar Sanggul, Kamis (8/2/2018).

    Sebab menurutnya selama ini permasalahan kawasan sangat menghambat pembangunan di daerah pelosok Kotim terutama wilayah yang terbentur status kawasan hutan.

    “Karena selama ini pembangunan di kotim sebagian besar terhambat oleh karena itu melalui program Tora semuanya dapat teratasi,” tegasnya.

    Dijelaskan Sanggul kembali, bahwa permasalahan luasnya lahan di Kotim dengan besaran 1,5 juta hektar, 60 persennya masuk kawasan hutan.

    Kemudian sisanya 40 persen yang masuk kawasan HPL yakni dengan luasan 917.000 Hektar.

    “Dari 917000 hektar tersebut 60 persennya milik perkebunan swasta. Jadi hanya sedikit sekitar 40 persen yang dimilik masyarakat,” ujar Sanggul

    Dengan demikian supaya pelepasan kawasan hutan yang tersisa 60 persen tersebut dapat terealisasi.

    Sanggul menegaskan melalui program Tora tersebut harus adanya keseriusan dari Camat, Lurah dan Kepala Desa untuk menjalankan serta mendukung program tersebut.

    “Waktu hanya 30 hari, jadi sekitar maret nanti harus rampung,” terangnya.

    Selain itu dijelaskan Sanggul kendala di desa yang ada di Kotim bermacam-macam dalam mendukung program Tora.

    Disebutkannya, kendala-kendala tersebut yakni kekurangan Suberdaya Manusia (SDM) yang bisa mengaplikasikan tehnologi dan tenaga-tenaga pemetaan yang mahir.

    “Pihak desa harusnya mengupayakan mencari tenaga-tenaga ini supaya program ini dapat berjalan dengan baik,” pintanya.

    (fzl/Beritasampit.co.id)