Ilham Akbar Mustafa Luncurkan Buku Melampaui Populisme : “HMI Rumah Gagasan Islam Progresif”

    Jakarta – Melihat kondisi kebangsaan yang sedang mengalami persoalan yang begitu kompleks seorang pemuda asal Ternate yang sekarang menjadi salah satu kandidat terkuat ketua umum PB HMI, Ilham Akbar Mustafa (29) tahun mencoba memberikan sebuah gagasan pemikiran melalui buku yang di buatnya dengan judul Melampaui Populisme.

    Ilham mengatakan, isi dalam buku tersebut memotret keadaan sosial dan fenomena yang sedang menjadi perhatian dari masyarakat, hal ini berdasarkan observasinya terhadap situasi kebangsaan.

    “Di dalam buku ini hampir sebagian besar berdasarkan pengamatan saya atas situasi kebangsaan yang kini sedang terjadi. Bahwa hari-hari ini, ada semacam fenomena terjadinya kebangkitan kelompok konservatisme keagamaan dan ultra nasionalis di Indonesia,” ujarnya dengan beritasampit.co.id. Sabtu (10/2/2018).

    Menurut Ilham Mahasiswa Pascasarjana ini menjelaskan, fenomena yang terjadi di Tanah Air tidak bisa dilepaskan dengan apa yang terjadi di berbagai negara, terkait menguatnya populisme kanan. Misalnya di Amerika, kata Ilham, di mana sedang berlangsung propaganda oleh Donald Trump melalui kampanye identitas dan rasisme serta kebencian terhadap kelompok minoritas muslim di sana.

    Kepercayaan terhadap HMI sebagai wadah kaum intelektual dalam memberikan pemikiran terhadap kondisi kebangsaan saat ini, membuat dirinya menulis buku yang harapanya menjadi salah satu langkah untuk memformulasikan HMI menjadi salah satu kekuatan progresif dan transformatif.

    “HMI harus menjadi rumah gagasan bagi islam progresif untuk mewakili kelompok-kelompok termarginalkan selama ini. HMI memiliki peran utama untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ketidakdilan sosial di lapangan,” paparnya

    Lebih lanjut, dia menuturkan, seperti banyak yang dinarasikan dalam buku ini, di mana nilai inklusifitas perlu menjadi sandaran utama sikap keberagamaan di Indonesia.

    Kendati begitu, sikap inklusifitas bukan hanya sikap hubungan antaragama melainkan juga melahirkan sikap kritis dan responsif atas masalah struktural yang kini melilit bangsa Indonesia.

    “Musuh kita bukan hanya intoleransi namun kemiskinan, ketimpangan dan masalah kesenjangan struktural yang lain,” bebernya.

    Pembedah buku ini, Chamad Hojin yang juga redaktur senior koran Sindo mengatakan, buku ini memuat narasi yang kuat tentang friksi maupun polarisasi yang terjadi di Indonesia.

    Dia menjelaskan, kemenangan Trump di pemilihan Presiden (Pilpres) AS dan keinginan kelompok yang ingin Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) di referendum Inggris adalah salah satu kemenangan populisme kanan.

    Tren serupa juga menguat di Asia. Narendra Modi dan BJP di India serta Rodrigo Duterte di Filipina adalah dua contoh terakhir.

    Bedah buku juga turut menghadirkan peniliti muda Suropati Syndicate, Ardiansyah Laitte dan alumnus dari Boston University Afifah Aliyah. Peluncuran buku ini juga ditutup dengan pembacaan deklarasi kandidat ketum PB HMI Ilham Akbar Mustafa untuk maju dalam kongres ke-30 HMI yang akan digelar di Kota Ambon.

    (LN/Beritasampit.co.id)