“Harga Mati” Jelang Bulan Suci Ramadan, Kobar Harus Bebas PSK !

    PANGKALAN BUN – Permasalahan keberadaan sejumlah lokasi Pekerja Seks Komersial (PSK) di Kabupaten Kotawaringin Barat, (Kobar) yang akan dipulangka Jawa dan belum lama ini sudah dirapatkan bersama DPRD dan Dinas Sosial,serta Satpol PP dan Damkar, terus menuai tanggapan yang serius.

    Bahkan H.Zulkifli Ibrahim, yang akrab disapa H.Izul Anggota DPRD Kobar, yang juga Sekretaris Komisi C, menyorot cukup tajam. “Harga Mati, jelang bulan Ramadhan nanti wilayah Kabupaten Kobar harus bebas dari para Pekerja Seks Komersial (PSK),” tegas Izul, saat dibincangi beritasampit.co.id Rabu (13/2/2018).

    Menurut Izul, kenapa dirinya mengatakan ‘Harga Mati’ jelang Ramadhan Kobar harus bersih dari PSK. Karena, intruksi Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan, tahun 2019 Indonesia mencanangkan bebas lokalisasi prostitusi.

    “Intruksi mensos ini sudah komitmen didukung oleh seluruh Gubernur,Bupati dan Walikota se Indonesia.Tinggal melaksanakan saja,” ungkap Izul, yang juga politgikus PPP Kabupaten Kobar.

    Ditegaskan Izul, konsep dan program Mensos Khofifah, sangat luar biasa Indonesia 2019 harus bebas lokasi prostitusi.

    “Memang benar, karena dilokasi prostitusi, selain banyak dimanfaatkan untuk maksiat juga banyak dimanfaatkan mabuk miras dan penyalahan gunaan narkoba itu yang pertama. Dan yang kedua, kontribusinya hanya menguntungkan para germonya dan ketiga yang paling fatal dilokasi prostitusi itu bisa dijadikan ‘terminalnya’ penyakit HIV-AIDS,” tegas Izul.

    Menanggapi adanya perdebatan,jelang rencana pemulangan PSK di Kobar ke Jawa, lanjut Izul itu biasa.

    “Ada yang mengatakan PSK sebelum dipulangkan dibina ketrampilan dulu. Itu menambah pekerjaan dinas terkait, kan sudah ada aturannya dari Mensos, dipulangkan saja kemudian diberi uang pembinaan, jatah hidup dan transportasi, agar bisa hidup mandiri di kampong halamannya.

    “Kalau dibina dulu ribed dan dimana lokasi untuk membinanya, kalau membinanya dekat lokasi sama saja dengan bohong, karena siangnya diberi pembinaan ketrampilan, malanya mereka trampil lagi di kamar,” tegas H. Izul.

    (man/beritasampit.co.id)