Walaupun Harganya Mahal, Durian Katingan Selalu Laris Manis Dibeli. Ini Faktanya?

    KASONGAN – Walaupun harga Durian Katingan sangat mahal, tetapi selalu laris manis terjual. Pasalnya, Durian Katingan sangat terkenal dengan kelezatannya, hingga provinsi tetangga, seperti di Kota Banjarmasin (Kalimantan Selatan), maupun Kota Palangkaraya dan Sampit (Kotawaringin Timur).

    Pada saat kita mencicipinya, akan terasa Kelegitan dan keunikan isi di dalam Durian Katingan yang sebenarnya. Belum lagi aromanya yang tajam sampai beberapa kilometer.

    Hal ini diperkuat dengan pendapat dari beberapa kalangan masyarakat selaku konsumen, bahwa Durian asal Katingan rasanya lebih enak dan bandingkan dengan durian dari daerah lain.

    Ada beberapa keuntungan kenapa Durian asal Katingan ini perlu dijadikan produk lokal yang berpotensi mengharumkan nama daerah.

    Memang faktor tekstur tanah salah satu pendukung, berpengaruh pada rasa buah yang lezat untuk dikonsumsi. Dari segi keilmuan, ada yang mengatakan tekstur tanah di Katingan banyak mengandung unsur hara yang baik untuk pertumbuhan tanaman Durian.

    Sementara, Pedagang Durian Katingan, Dewi (32) mengatakan, bahwa sejak dulu Kabupaten Katingan adalah daerah pemasok Durian untuk wilayah luar Katingan, sehingga sudah lebih dulu dikenal masyarakat luas.

    Bahkan menurutnya, selalu ada pelanggan yang memesan durian dengan harga banyak. Entah untuk dijual kebali, atau dibuat permentasi seperti tempuyak maupun dodol.

    “Karena disepanjang sungai Katingan, terdapat banyak pohon Durian yang tumbuh tinggi menjulang dan sudah berusia puluhan tahun, namun masih produktif dalam menghasilkan buah,” terangnya.

    Dirinya menambahkan Harga Durian Katingan sekarang ini cukup mahal, kalau untuk durian sebesar kepala manusia, “seharga Rp. 100.00,- ( Seratus Ribu Rupiah) untuk 3 buah durian. Jika ukuran lebih besar lagi dengan harga Rp. 90-120 ribu per buahnya,” jelasnya sambil menjual durian khas katingan, Sabtu ( 16/2/2018).

    Lanjutnya menjelaskan, bahwa sewaktu tanaman ini berbuah dan masak kemudian panen, masyarakat ramai berjualan di pinggiran jalan-jalan raya dan benar-benar buah yang lezat.

    Terkadang bisa dibuat diawetkan menjadi Tempuyak maupun Dodol dengan tingkat ketahanannya sampai 3-5 bulan. Malah jualan seperti Tempuyak maupun Dodol ini lebih mahal lagi harganya daripada Durian yang dijual.

    Perlu kita ketahui juga, Durian Katingan merupakan salah satu hasil tanaman petani di pedalaman yang ditanam secara tradisional di sekitar rumah atau lahan pekarangan saja.

    Saat ini, pembudidayaan secara efektif dan berkesinambungan belum dilakukan. Padahal, tanaman ini bisa meningkatkan pendapatan ekonomi bagi masyarakat, khususnya petani. Sebab, buah ini merupakan warisan turun menurun oleh orang tua dulu, agar dipelihara dan dikembangkan sebaik-baiknya, sehingga anak cucu kemudian hari dapat merasakan dan menikmatinya.

    Jika kalian dalam waktu perjalanan melewati Kabupaten Katingan pada saaat musim Durian, segerah singgah untuk membelinya, ketika saat dirasa enak dan nikmat. Itulah Durian Katingan warisan leluhur nenek moyang mereka jaga dari dulu.

    (Ar/Beritasampit.co.id)