Zulkifli Hasan : Kita Lawan yang Runtuhkan NKRI

    JAKARTA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI, Zulkifli Hasan, menegaskan musisi dapat merajut keutuhan bangsa yang kini ada upaya memecah belah.

    “Ini menjadi tugas kita bersama mempertahankan dan merajut kembali keutuhan bangsa Indonesia yang terbelah,” katanya saat menghadiri Silaturrahmi Musisi Nasional dan sekaligus sosialisasi Empat Pilar MPR di Gedung MPR Senayan Jakarta, Rabu (21/2/2018).

    Hadir dalam acara itu Pasha Ungu, Ray Sahetapi, Dwiki Dharmawan, Ita purnamasari, Glenn Fredly, Marcella Zalianty, Ramzi, Andy Ayunir, Indah Dewi Pertiwi, Hivi, Tri Souls dan Aden Satria Dharma.

    Zulkifli menambahkan, adu domba yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini melalui penciptaan saling tidak percaya antara sesama rakyat Indonesia, serta penciptaan rasa takut melalui gerakan sistematis penyerangan para pemuka agama secara berkelanjutan.

    “Ini semua harus kita lawan. Indonesia adalah rumah kita dan tidak ada tempat bagi orang-orang pengadu domba dan apalagi meruntuhkan persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka itu harus kita lawan sampai mereka tidak berdaya,” ucap Zulkifli.

    Merajut merah putih yang terkoyak, peran para seniman, budayawan dan sejarahwan sangat dibutuhkan. “Saya berharap saudara-saudara seniman dapat menjadi duta perdamaian dan duta pemersatu bangsa yang sedang terpecahbelah,” ujar Zulkifli.

    Menurutnya, seniman sangat efektif sebagai pemersatu bangsa karena sekali tampil dapat menyita pertahatian jutaan publik. “Itu akan sangat efektif dijadikan model perajut kembali keterpecahan rakyat Indonesia akibat politik, dan akibat adu domba,” sambungnya.

    Kalau mau dibanding-bandingkan, kata Zulkifli lagi, justru kehadiran seniman lebih efektif dari Ketua MPR. “Kalau Ketua MPR melakukan sosialisasi Empat Pilar atau mengajak masyarakat untuk bersatu, yang hadir paling ratusan saja. Tetapi kalau seniman bisa jutaan. Karena itulah saya mengajak para seniman ini,” tambanya.

    Sementara itu, seniman Ray Sahetapi meminta pemerintah untuk memperhatikan seniman. “Jangan hanya perhatikan masalah politik, ekonomi dan pertahanan keamanan, tetapi juga mengadukan problematika yang senantiasa dihadapi para seniman,” ujarnya. (jan)