Ratusan Warga Berjemur Menunggu Antrean Penyaluran Uang PKH

    SAMPIT – Ratusan warga yang mendapat kartu Program Keluarga Sejahtera (PKH), Kecamatan Mentaya Hilir Selatan(MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), rela berjemur menunggu giliran pemanggilan penyaluran uang yang berlangsung di belakang Kantor Kecamatan, Rabu(21/2/2018).

    Bantuan dari Kemensos untuk warga pemegang kartu PKH dan menerima pencairan sejumlah uang dari penyaluran yang dilakukan pihak bank Mandiri didampingi Dinas Sosial Kabupaten Kotim.

    “Penerima bagi keluarga PKH untuk MHS ada 634 orang,” kata Silfester Seles kepada beritasampit.co.id diruang Kantor Kecamatan, Rabu(21/2/2018).

    Penyaluran bantuan uang tersebut merupakan tahap pertama PKH bagi warga Mentaya Hilir Selatan(MHS) untuk 2 kelurahan dan 8 desa. Penyaluran uang cash dilakukan mulai pukul 08.30 hingga selesai.

    “Masing-masing pemegang kartu mendapatkan uang sebesar Rp 500.000 setiap per triwulan melalui Bank Mandiri, dan ini penyaluran tahap pertama 2018. Dan penyaluran ini empat kali dalam setahun,” kata Seles yang juga Seretaris PPKH dari dinas Sosial Kabupaten Kotim.

    Bantuan sosial bagi keluarga pemegang kartu PKH sangat senang dan bermanpaat untuk keberlangsungan belanja hidupnya.
    Mereka rela berjemur membawa anak-anak serta keluarganya demi mendatangi tempat pengambilan uang cash dari penyaluran tersebut.

    “Panas Pak, dari pagi menunggu pemanggilan. Tidak ada tempat berlindung,” ujar salah satu peserta penerima yang menunggu panggilan tersebut.

    Adapun peringatan dan tata tertib pencairan untuk warga PKH Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) haris menta’ati aturan diantaranya, peserta PKH dilarang mengganggu aktifitas kegiatan kantor kecamatan, peserta dilarang memasuki dan berkumpul di dalam kantor kecamatan karena dapat menghambat sistem kerja kecamatan.

    Kemudian, jagalah ketertiban dalam melakukan prosedur pencairan, patuhi prosedur pencairan PKH dengan benar dan seksama, jagalah kebersihan area kantor kecamatan dan jagalah anak anda apabila membawa keluarganya dalam proses pencairan.

    Sayangnya proses tatif tidak dibarengi dengan persiapan dan persediaan yang matang, seperti penyediaan tempat antrean seperti tenda peserta dalam menunggu tidak ada.

    Sehingga penerima bantuan yang menunggu terpaksa berlindung dan berhamburan sambil bernaung di sela-sela pelataran belakang kantor Kecamatan, kantor BPP hingga sampai kantor Bumdes Bersama yang terdekat.

    (mar/beritasampit.co.id)