Rahmat N Hamka: “Menghadapi Karhutla Libatkan Masyarakat Dengan Serius”

    PANGKALAN BUN – Ancama bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), yang selama ini sulit dicegah, karena sebagian pihak menuding Karhutla itu,vjuga akibat ulah sejumlah oknum masyarakat,terus bergulir menjadi momok pembicaraan sejumlah kalangan,termasuk dari kalangan elit politik seperti Dr. H. Rahmat N Hamka, SH.MSi Anggota DPR RI Utusan Kalteng.

    “Sejak awal saya sudah bicara di pusat, untuk menghadapi Karhutla baik sekarang maupun tahun berikutnya, pada intinya libatkan masyarakat setempat dengan serius untuk bersama-sama ikut memadamkan. Sebab kemarau panjang itu akibat Elnino,”jawab Rahmat, saat dibincangi beritasampit.co.id, usai acara Lomba Burung di Pangkalan Bun Minggu (25/2/2018).

    Menurut Rahmat, ancaman bahaya Karhutla khususnya di semua Kabupaten di Kalteng, bukan hanya sekarang atau dua-tiga tahunan, tapi sejak dulu telah menjadi ‘monster’.Sementara pihak pemerintah telah banyak berupaya untuk menanggulanginya, membentuk Satgas, mendirikan Posko, baik dengan cara membuat jalur embung air, atau parit, bahkan mendatangkan Helykopter dari pusat. Tapi, setelah datang musim hujan semua ‘berhenti’.

    Padahal Lanjut Rahmat,disaat musim hujan Pemkab setempat jangan terlena (diam).Tapi harus mengevaluasi,bagaimana caranya bila datang musim kemarau panjang bahaya Karhutla tidak menjadi ‘monster’.

    “Kita lihat lokasi-lokasi yang rawan karhutla, disaat kemaru. Nah dimusim hujan lokasi-lokasi yang rawan karhutla kita tinjau, apakah lokasi itu jauh atau dekat dengan pemukiman warga, kalau dekat kita harus memberikan arahan kepada masyarakat setempat agar bersama-sama membantu menanggulangi karhutla,”papar Rahmat.

    Ditegaskan Rahmat, bila perlu masyarakat yang terjun langsung ikut memadamkan api diberi honor.”Dalam artian daripada menyewa helykopter yang menumpahkan air boom, itukan nyewa dengan biaya sangat tinggi, lebih baik biaya itu untuk masyarakat,”ujar Rahmat

    Masih kata Rahmat, pihaiknya sangat setuju kalau semua Tim Penanggulangan Bencana Karhutla di Kabupaten, dilengkapi sarana dan prasarananya. ”Jangan sampai tim saat sampai kelokasi karhutla,bengong karena jarak karhutla sulit dijangkau peralatan yang ada,akhirnya mereka mendekati lokasi mema damkan api dengan ranting-ranting,itukan kelihatannya miris/prihatin”,terangnya.

    Kemudian lanjut Rahmat, saat atau setelah pasca Karhutla, beberapa Kabupaten, sering kedatangan Gubernur atau Menteri, kemudian mereka dibawa meninjau kebeberapa kelokasi, misal di Kobar dibawa ke Kumai dibawa ke Kotawaringin Lama

    ”Itu bukan cara mendidik masyarakat, kalau masyarakat hanya sekedar menonton apabila kedatangan pejabat,”tegas Rahmat

    (Man/Beritasampit.co.id).