Gara-gara Narkoba, Indonesia Bisa Jadi Kasta Terendah

    JAKARTA – Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Jika generasi muda saat ini dibelenggu oleh narkoba maka dipastikan kedepannya negara ini akan menjadi negara dengan kasta terendah.

    “Indonesia saat ini telah menjadi pasar narkoba terbesar di Asia. Jika tak segera diambil tindakan drastis yang tegas, Indonesia bisa menjadi bangsa paria (kasta terendah) gara-gara narkoba. Bisa jadi Narco-Republic,” kata Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, Kamis (1/3/2018).

    Dia menuturkan, tadi pagi dirinya hadir dalam pelantikan Kepala BNN baru, Irjen Pol Heru Winarko di Istana Negara. Saat itu ia sampaikan pada Kepala BNN betapa pentingnya tugas memberantas narkoba ini untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

    “Peredaran narkoba di Indonesia posisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Saya membaca data BNN, sepanjang tahun 2017 lalu jumlah tersangka kasus narkoba yang berhasil ditangkap naik dari tahun sebelumnya. Jika pada 2016 ada 1.238 tersangka yang berhasil ditangkap, maka pada akhir tahun 2017 BNN berhasil menangkap 58.365 tersangka narkoba. Itu baru dari sisi tersangka,” ucap Fadli.

    Lanjutnya, data BNN, keberhasilan aparat penegak hukum dalam mengungkap penyelundupan narkoba diperkirakan baru sekitar 10 persen saja. Jadi, kalau selama Februari kemarin aparat berhasil menggagalkan upaya penyelundupan lebih dari dua ton narkoba di Batam dan Kepulauan Riau, angka itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan persentase mereka yang berhasil lolos.

    “Saya baca, saat ini jumlah pengguna narkoba di Indonesia mencapai lebih 6,4 juta orang. Kebutuhan narkotika sudah mencapai 6 ton per minggu, di mana peredaran uang dalam bisnis ini mencapai Rp250 triliun dalam setahun. Ini tak boleh dihadapi dan disikapi secara konvensional. Apalagi, menurut data BNN, 27,32 persen dari pengguna narkoba di Indonesia adalah mahasiswa dan pelajar. Bisa rusak masa depan Indonesia jika kita tidak mengambil tindakan drastis hari ini terkait pemberantasan narkoba,” katanya.

    Fadli menganjurkan dalam memberantas narkoba itu perlu sedikit belajar pada Presiden Duterte di Filipina. Poinnya tentu bukan pada tindakan tembak mati pengedar narkoba yang kontroversial itu, tapi pada soal ketegasan seorang Presiden dalam memimpin pemberantasan narkoba di negaranya. “Ada pernyataan tegas dan ada kebijakan tegas. Itu yang harus kita tiru,” tukasnya.

    (jan/beritasampit.co.id)