BPBD Kotim Ambil Bagian Sampit Expo 2018

    SAMPIT – Tahun 2018 merupakan tahun istimewa bagi Badan Penanggulangan Bencama Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim).

    Dibawah kepemimpinan atau pelaksana BPBD yakni Sekda Kotawaringin Timur, H. Halikinnor, ini merupakan kali pertama BPBD ikut ambil bagian dalam kegiatan Sampit Expo 2018, sejak instansi berdiri tanggal 2 Januari tahun 2013 silam.

    Kegiatan tahunan yang digelar Pemkab Kotim melalui Even Organizer ini, tentu membawa dampak posisitif bagi masyarakat terutama dari stand instansi pemerintahan seperi BPBD Kotim.

    Instansi ini, tentunya setiap saat selalu ada untuk masyarakat yang terkena bencana seperti banjir, longsor, kebakaran hutan dan lahan, bencana asap, bahkan penanganannya juga dilaksanakan pihaknya. Sehingga BPBD terus berupaya mengenalkan apa saja tugas dan fungsi dari instansi mereka.

    “Kami terus berusaha memodifikasi peralatan pemadam kebakaran hutan dan lahan yang harganya rata-rata terbilang mahal karena spesifikasinya khusus. Ini yang kita ingin sampaikan kepada masyarakat bahwa kita ada untuk bersama menanggulangi bencana,” kata Kepala BPBD Kotim, M. Yusuf melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Kotim, Sutoyo.

    Ditambahkan, Kabupaten Kotim patut berbangga hati. Sebab dari 95 Balakarcana yang sudah terbentuk, ada dua Balakarcana yang sudah berhasil memodifikasi peralatan pompa portable dan nozel/suntik gambut yang khusus.

    Sehingga katanya, air yang disemprotkan bisa masuk kedalam gambut dan api padam. Dicontohkan Sutoyo, Balakarcana Kelurahan Baamang Hilir telah berhasil memodifikasi mesin alkon yang standar pabrikannya, hanya mampu menyemprot 80 meter.

    Namun, setelah dimodifikasi kipas keongnya, ternyata mampu menyemprot sejauh 240-260 meter dengan harga pabrik Rp 8 juta. Padahal lanjut Sutoyo, alat tersebut sama dengan mesin seharga Rp 40 hingga 50 juta.

    “Ini yang ingin kita sosialisasikan kepada masyarakat bahwa masyarakat bisa memanfaatkan mesinnya untuk menjaga kebunnya. Apalagi, sudah ada yang bisa menciptakan sumut/suntik gambut yang harganya murah jika dioasaran harga paling miring Rp 3 juta, namun mereka hanya menjual dengan harga Rp 1 juta,” urainya.

    Ditambahkan, dalam penanggulangan bencana kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) telah di dukung oleh Perusahaan Besar Swasta (PBS), dunia usaha dan khususnya 95 Balakarcana yang ada di desa dan klurahan di 17 Kecamatan, Kabupaten Kotim.

    “Kami berharap Balakarcana kecamatan yang belum terbentuk, dapat segera berkoordinasi untuk pemebntukan dalam ramgka antisipasi kita dari berbagai bencana khususnya Karlahut yang kapan saja bisa terjadi,” tandas Sutoyo.

    (raf/beritasampit.co.id)