Kota Ambon Ingin Jadi Kota Musik 18 Dunia

    AMBON – Walikota Ambon Richard Louhe Napassy wajahnya berseri dan selalu melempar senyum kepada tamu sebanyak 140 orang dengan 90 wartawan ditambah staf humas DPR RI staf kesekwanan dan protokoler dan Plt Sekjen DPR Damayanti pada malam ramah tamah, Jum’at (16/3).

    Sedangkan walikota Amnon didampingi Ketua Komisi IV DPR Michael Watamena dan pejabat Kota Ambon lainnya.

    Dalam kata sambutan Walikota Rixhard mengungkapkan kegembiraannya kedatangan tamu dari wartawan bertugas di DPR yang baru dua kali kedatangan tamu dengan jumlah besar yaitu saat Hari Pers Nasional tahun lalu dan sekarang ini.

    “Kami merasa Ambon akan lebih dikenal lagi dengan rencana jangka pendek untuk menambah devisa melalui kreatif seni yaitu musik dengan mencanangkan Kota Ambon jadi kota musik ke-18 dunia dibawah naungan Unesco,” terangnya.

    “Sekarang masih dalam proses dengan menggiatkan kesenian musik modern dan tradisional sejak
    SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi yaitu Pattimuran dan Institut Islam,” ucapnya

    Kenapa Kota Ambon dijadikan kota musik? Karena orang Ambon ini suka nyanyi. Jika sudah pegang orang lain tak ada kesempatan lagi raih mick.

    “Selain itu DNA musik. Jika bayi lahir ditepuk nangis maka bayi Ambon langsung nyanyi,” katanya yang diikuti ketawa para tamu wartawan peserta Press Gathering ke Ambon.

    Walikota ini juga menyatakan orang Ambon punya sebutan Ambon Manise yang tidak dimiliki oleh lainnya di Indonesia.

    “Sebenarnya ada yang perlu diluruskan tentang kata orang Ambon hitam manise yang benar itu putih tua,” ucapnya.

    Agar Kota Ambon masuk menjadi kota musik dunia selain memasukkan mata pelajaran musik dari SD juga mencari yang berbakat untuk dijadikan bibit pemusik yang bagus, sambungnya

    Awalnya ada dua kota oleh Black Craft mau dijadikan kota musik yaitu Medan Toraja dan Ambon akhutnya dipilih Ambon.

    “Baru-baru ini kami kedatangan sebanyak 300 pemusik Indonesia kumpul disini dalam rangka membicarakan Ambon jadi kota musik dunia, ” ujarnya.

    “Di sini pula didirikan studio rekaman standar internasional,” katanya.

    (jan/beritasampit.co.id)