Dibalik Acara Peresmian Pondok Baca “Kapal Melek Huruf”: “Terimakasih Ibu Kapolda, Saya Diberi Buku”

    DIBALIK acara, yang penuh ‘makna’ yakni Peresmian empat Pondok Baca “Kapal Melek Huruf”, di Markas Unit Polair Padulangan Desa Tanjung Putri oleh Katua Yayasan Kemala Bhayangkari Polda Kalteng Lina Anang Revandoko, Senin kemarin ada sedikit kisah ‘sumringah’ (gembira) dari anak-anak sekolah SDN dan SMPN Tanjung Putri.

    Kegembiraan anak-anak sekolah ,saat ditanya beritasampit.co.d, jawabannya hanya satu yakni.

    ”Terimakasih Ibu Kapolda, Saya sudah diberi Buku”. Jawaban anak-anak sekolah tersebut.

    Kalau dijabarkan kalimatnya tidak bisa di ukur dengan panjangnya kalimat diisi buku-buku yang telah diterima anak-anak sekolah. Sebab buku-buku yang diterima anak-anak,selain cerita dongeng, juga banyak cerita tentang pendidikan.

    Siapa namanya De, ”Saya, Sofiah”,yang satunya siapa namanya, ”Imelda Natasia”. Jawab kedua anak sekolah SDN Desa Tanjung Putri, saat ditanya penulis, disela-sela acara peresmian.
    “Ade-ade, sudah menerima bukunya,” tanya penulis, “Sudah Om”, jawab mereka.

    Seraya menambahkan, rasa terimakasihnya kepada Ibu Kapolda, atas pemberian buku dan didesanya kini ada Perpustakaan Pondok Baca..

    Kedua anak sekolah itu, sedikit mencerikan bahwa di Desa Tanjung Putri sebelumnya tidak pernah ada Perpustakaan, bahkan buku-buku bacaan disekolahnyapun, sedikit

    “Betul Pak, saya sangat gembira dengan adanya perpustakaan ini, dan saya dengan teman-teman pasti akan datang ke perpustakaan,” jawab Sofiyah. Ade-ade nanti cita-citanya ingin jadi apa, “Jadi Polwan Pak”,jawab Sofiah dan Imelda, yang menjawabnya bersamaan.

    Terpisah, Dedy Kades Tanjung Putri saat dikonfirmasi penulis, jawabannya sama seperti disampaikan anak-anak sekolah

    “Terimakasih Ibu Kapolda, anak-anak sekolah dan sekolahnya sudah diberi buku bacaan. Juga di Desa kami, sekarang memiliki Pondok Baca,” jawab Dedy.

    Dedy juga mengharapkan,dengan di dirikannya Pondok Baca Kapal ‘Melek Huruf’, warga masyarakat Desanya semakin pintar dan cerdas.Terutama bagai anak-anak sekolahnya.

    “Warga kami sekitar 300 KK, hampir 75 persen mata pencariannya nelayan dan sampai sekarang jalan darat dari Pangkalan Bun sampai ke Desa Tanjung Putri, masih sulit dilalui kendaraan,” ungkap Kades Dedy.

    (Maman Wiharja).