Nasionalisme Pemuda Zaman Now Tipis —-Berani Maju dapat Uang!

    JAKARTA – Nasionalisme pemuda zaman now sangat tipis hal itu terlihat ketika ketidak pedulian akan sekitarnya, seakan-akan tidak empaty atau peduli dengan keadaan sekitarnya.

    “Sumber daya alam yang berlimpah dikuasai asing diam saja dan tidak empaty karena semua itu urusan mereka bukan urusan pemuda sekarang. Ada orang miskin di sekitarnya tidak peduli karena itu bukan uruannya, begitu juga pemuda yang tidak bisa bayar kuliah dikeluarkan tidak peduli karena itu bukan urusannya. Narkoba masuk ratusan Ton tidak peduli karena itu bukan urusannya juga banyak kepala daerah korupsi kena OTT KPK diam saja karena tidak tidak peduli,” kata Ketua MPR Zulkifli Hasan saat memberi kuliah umum di depan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Stastik di Jakarta Timur (23/.3).

    Menurut Zulhasan panggilan akrab Sulkifli jika pemuda kita sudah tidak peduli pada hal kecil sekitarnya, maka yang besarpun jadi tidak peduli.

    “Pemuda Nasionalisme zaman now itu yang punya ilmu pengetahuan dan teknologi serta menguasai untuk membantu negara ini maju. Harus banyak punya teman tidak saja dalam negeri maupun luar negeri karena sekarang mudah hanya dengan berhubungan lewat internet saja bisa kontak semuanya. Juga menguasai beberapa bahasa,” tegasnya.

    Jadi pemuda jangan diam tetapi harus berani dan inisiatif sehingga ke depan tidak menjadi penonton di dalam negeri sendiri sementara orang asing menjadi tuan,” ujarnya.

    Bukti pemuda berani itu pasti aka maju selangkah, itu terjadi pada teman-teman kalian tadi yang mau maju ke depan untuk menjawab pertanyaan dari saya.

    “Orang berani itu walau dalam bertindak salah tetapi nantinya akan diperbaiki berdasarkan pengalaman yang sudah dia jalani. Berbeda yang tidak berani dia akan tetap di tempat,” katanya.

    Saat memberikan materi kuliah kepada mahasiswa di atas panggung Ketua DPR ini memancing mau menjadi orang sukes, konglomerat, jadi menteri, jadi presiden? Tanyanya. ‘Karena sekarang mau jadi apa saja bisa tergantung pribadi yang menginginkan. Semua teriak, Mau!

    “Ya, rahasianya kerja keras. Jika mahasiswa gunakan kesempatan waktu kuliah ini untuk melalap buku sebanyak-banyaknya. Karena Anda- anda ini beruntung bisa kuliah disini gratis dan diberi lagi. “Berapa gaji sebulannya?” tanya Zulhasan.

    Ada yang menjawab sejuta rupiah.
    “Wah, besar itu. Kalian harus bersyukur karena yang masuk untuk kuliah ini sangat sulit. Kalau saya dengar yang mendaftar 20.000=an orang sedangkan yang diterima hanya 70 mahasiswa, betapa beratnya masuk di sini. Jadi, jangan disia-siakan kesempatan untuk menggali ilmu di tempat ini,” ujarnya.

    Tunjukkan nasionalisme itu dari sikap pribadi kita dulu seperti memlih makanan cari makanan khas Indonesia bukan milik asing. “Jangan bangga dengan makanan asing yang masuk ke dalam Indonesia ini, seperti ada yang mengatakan jika tidak makan kentucky ayam goreng tidak modern, kenapa tidak memilih Ayam Mbo Berek enak sesuai lidah kita lagi.
    Ada lagi saat pesta bangga dengan kelapa dari Thailand bentuknya kecil. Ketika saya ditawarkan saat mau digusuhkan buah itu, saya tolak, karena kelapa dari Indonesia banyak, kok.

    “Saya saat keluar negeri ada yang mengajai minum kopi Starbuck, saya tolak, saya memilih kopi dari Indonesia ada, karena jika minum kopi milik asing bayar pie untuk mereka, sedangkan jika minum kopi dari Indonesia pienya ke negara kita. Kan, aneh, kopi dari Indonesia, eh, dari luar negeri dijual seakan-akan kopi hasil panen mereka,” katanya.

    Dia juga menyesalkan karena tidak empaty generasi muda sehingga buah dari Indonesia ketika dikembangkan ke negara lain jadi durian khas mereka seperti durian terkenal di Malaysia itu jenisnya dari Indonesia. Begitu juga buah asam di Indonesia rasanya tetap saja asam, eh , ketika di Thailand, buah asam itu manis, ini bukti merak kreatif, Coba kalau di Indonesia buah asam tetap saja asam,” katanya.

    Sekarang jangan lagi dikatakan Indonesia negara makmur dengan hasil kekayaan alammnya karena kekayaan alam sudah dmiliki orang asing, tegasnya.

    Bagi Duit Terimakasih

    Mahasiswa yang hadir dalam acara itu berteriak gemuruh saat mengetahui bahwa teman-temannya yang berani naik ke atas panggung menjawab pertanyaan Ketua MPR RI mendapatkan door prize mendapatkan uang seusai menjawab.

    Awalnya tiga pria dan wanita mendapatkan uang tanda terimakasih karena keberaniannya naik ke atas panggung. Setelah itu diberi lagi kesempatan kedua orang untuk maju ternyata satu pria dan wanita.

    Pertanyaan untuk kedua orang terakhir ini sangat mudah tidaak seperti keenam temanny awalnya yang ditanya soal kepala daerah mereka atau camat mereka serta jumlah orang miskin atau menganggur dan tidak kuliah.

    Kedua mahasiswa ini ditanya soal siapa Ketua MPR sekarang? Dijawabnya Pak Zulkifli Hasan, semua pun terdengar suara mendengung ada yang berkata, “Mudah amat pertanyaannya,” Sedangkan mahasiswi kedua ditanya soal siapa moderator acara ini dijawab namanya benar.

    Setelah itu Zulhasan mengeluarkan uang dan dipegang lembaran warna merah dihitung satu orang sepuluh lembar atau Rp. 1 juta. Melihat itu ruangan menjadi bergema lagi tanda mereka menyesal tidak bisa maju dan tidak mendapatkan uang.

    “Waduh, besar, tuh, dapat uangnya,” celetukk salah satu mahasiswa sambil menepuk jidat. Wanita satunya juga mendapat hadiah yang sama nilainya. Teman-teman yang menyaksikan semua tepuk tangan dan berteriak gemuruh.

    (jan/beritasampit.co.id)

    Editor: MAULANA KAWIT