Nasib 43 Orang Anak Panti Asuhan Terancam, Polsek Katingan Hilir Berikan Santunan

    KASONGAN – Yayasan Al-Khairat Panti Asuhan KM 26 Kasongan-Sampit Desa Hampalit, Kecamatan Katingan Hilir, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah beberapa hari ini menjadi perhatian publik pasca viralnya video pemukulan yang dilakulan oleh oknum guru terhadap kepada kedua penghuni Asrama di panti asuhan.

    Kedua pelajar tersebut bernama Muhammad Hasbi (16) dan Muhammad Arbain (15) yang sudah dari kecil sekira 5-6 tahun sudah diasuh dipanti asuhan ini.

    Panti asuhan Al-khairat yang didirikan semenjak tahun 1996-2018 ini menampung 43 orang yang terdiri dari 32 laki-laki dan 11 perempuan selama ini para yayasan melakukan pencarian pendanaan secara swadaya maupun diberi para donatur yang dermawan.

    Pasca kejadian pemukulan citra Panti Asuhan ini pun mulai bermacam-macam ditanggapi para masyarakat. Sehingga menjadi perhatian pihak Polres Katingan melalui Polsek Katingan Hilir.

    IPTU Nurheriyanto Hidayat SH melakukan sambang Kamtibmas serta menjalin silahturahmi untuk melihat kondisi anak-anak panti asuhan serta korban.

    “Saya tadi ke Yayasan Km. 26 dan bertemu dengan pengelola yayasan serta korban, Alhamdulillah mereka baik-baik saja serta sedikit bersedekah,” Ucap Nurheriyanto dengan Beritasampit. co.id Malam ini.

    Lanjutnya ketika ditanyai mengenai sejauh mana proses hukum telah dilakukan pihaknya menjelaskan, “Dan untuk proses hukum diserahkan kepada Polri khususnya polres Katingan,” lanjutnya.

    Ditambahkan orang No satu di Polsek Katingan Hilir ini, selain melakukan pengecekan secara langsung pihaknya juga memberikan arahan kepada para pengawas di panti asuhan.

    “Kita tadi memberikan arahan untuk pengawas yang ideal agar tidak dengan kekerasan, harapan kita tidak terjadi lagi, tak lupa juga memberikan suprot untuk semua pihak dalam menghadapi persoalan ini dengan jalan terbaik,” timpalnya.

    Dilain pihak Ahmad Safi.i salah satu guru di Yayasan Al-Khairat meminta masyarakat untuk tidak berfikir macam-macam dengan isu-isu yang menyebar sekarang ini.

    “Akibat dari persoalan ini pasti akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat menurun, Kasihan anak-anak panti asuhan dan para guru-guru yang tidak tau apa-apa mendapatkan imbasnya,” jelasnya.

    Dirinya juga berharap masyarakat untuk bisa menyaring informasi yang menyebar sekarang ini, “Kami jujur malu menghadapi masyarakat dan bagaimanakah nasib anak-anak panti dan kami kedepan akibat masalah ini,” tutupnya.

    (MAULANAKAWIT/beritasampit.co.id)