Para Perempuan Diajak Sosialisasikan Anti Politikal Transaksional

    JAKARTA – Para perempuan diajak untuk memberikan sosiasilai Empat Pilar juga politik yang bersih di masing-masing daerah sehingga di daerah para generasi muda, masyarakat pada umumnya tidak lagi mudah terpancing dalam pertikaian yang membuat terancamnya rasa persaudaraan dengan berpegang kepada filosofi Pancasila.

    Juga, jika dalam pemilihan calon legislatif serta kepala daerah juga presiden, para perempuan harus benar-benar sosialisasikan tentang memilih wakilnya yang berkualitas yang dikenal dan membangun daerahnya.

    “Jangan tergiur dengan diberi duit tanpa lagi melihat kualitas calon yang dipilih sehingga yang dipilih bukannya memberikan perbaikan melainkan kesusahan. Jadi, saatnya para perempuan untuk memberikan sosialisasi tentang berkehidupan Pancasila serta dalam memilih calon kepala daerah, anggota dewan, bupati, gubernur atau presiden dalam pemilihan langsung nanti untuk anti politikal transaksional,” kata Ketua MPR Zulkifli Hasan saat menghadiri acara pelantikan DPP Perempuan Peduli Pembangunan Daerah Indonesia (P3DI) sekaligus memberikan materi Empat Pilar MPR di Gedung DPR, Rabu (4/4),

    “Berikan pendidikan kepada anak-anak agar selalu hidup rukun dan damai sesuai dengan dengan Falsafah Pancasila, saling menghormati bukan menghujat.
    Serta dihindarkan dari politikal transaksional sehingga ke depan tidak salah memilih calon pemimpin. Jika mereka memeri kerudung atau lainnya ambil saja tetapi tidak memilih calon itu jika tidak dikenal secara mendalam,” tegasnya.

    Dalam kesempatan itu Zulhasan memberi semangat kepada perempuan agar terjun ke dunia politik, jangan takut kalah atau kehilangan duit.

    Sudah saatnya menghilangkan takut terjun ke politik karena jika ada yang melarang orang terjun ke politik sama seperti penjajah dulu yang tidak boleh berpolitik, menata ekonomi, bolehnya ibadah saja, sehingga kita lama dijajah mereka, jelasnya.

    Berpolitik itu ada banyak manfaatnya, jika kalah menjadi calon legislatif, kepala daerah, itu amal ibadah yang hartanya tidak hilang. Selain itu, jika terjun ke politik tapi kalah ada ilmu yang didapatkan seperti lebih peka dengan keadaan sekitarnya. Juga nama juga sudah dikenal di tempat daerah pilihan,” ujarnya.

    Sebab, jika kita tidak kenal dengan suasana sekiarnya atau tidak peduli, maka lambat-laun kita akan kehilangan identitas diri.

    “Ketika saya mengadakan sosialisasi Empat Piliar MPR di kampus ternyata banyak yang tidak kenal dengan pahlawan seperti Agus Salim. Lain lagi saat ditanya tentang berapa jumlah pengangguran di tempat mereka tinggal, berapa yang tidak sekolah, tidak tahu. Sehingga sikap ini akan terkait juga dengan sikap terhadap persoalan yang dihadapi negara ini jika bersikap tidak tahu terus, negara dikuasai asing pun kita tidak mau tahu. Sehingga kita menjadi kuli di dalam negeri sendiri, sementara orang asing menjadi tuan,” ujarnya.

    Dalam kesempatan itu Zulhasan juga menyindir tentang yang membacakan puisi membedakan jilbab dan konde.

    “Ssemestinya ini tidak terjadi yang membuat terganggu persatuan dan kehidupan umat beragama. Janganlah menyinggung kepercayaan agama yang dianut orang, saling hormati lebih bagus,” tegasnya.

    (jan/beritasampit.co.id)

    EDITOR: MAULANA KAWIT