Duh! Harga Karet Anjlok, Warga Desa Menjerit

    KUALA KAPUAS – Harga karet di Desa Lawang Tamang, Kecamatan Mandau Talawang, Kabupaten Kapuas hingga saat ini belum ada kenaikan yang cukup signifikan, setelah beberapa tahun terakhir harganya anjlok.

    Akibatnya, warga petani karet setempat pun menjerit. Karena harganya tidak sesuai jika dibandingkan dengan pekerjaan menyadapnya.

    “Sebagian besar warga kami memiliki kebun karet, dan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari usaha dari menyadap karet. Namun akibat merosotnya harga karet saat ini membuat warga menjerit. Harga karet sekarang cuma tiga ribu rupiah,” kata Kepala Desa Lawang Tamang, Pancar, kepada sejumlah wartawan di halaman Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Kapuas, belum lama ini.

    Diterangkannya, pada tahun 2011-2012 petani karet di desanya cukup menikmati hasil dari kebun karet mereka. Sebab, waktu itu harganya mencapau Rp12 ribu per kilogramnya.

    “Namun semenjak tahun 2016 perubahan harga terjadi, harganya anjlok hingga sekarang harganya Rp3 ribu per kilogramnya,” sebut Pancar.

    Lanjut perempuan ini, akibat harga karet yang terus turun, akhirnya membuat warga menjadi enggan untuk menyadap karet.

    “Di desa kami itu hampir setiap kepala keluarga punya kebun karet. Saat ini mereka enggan untuk menyadap, karena karetnya mati hasilnya pun tidak ada,” katanya.

    Ditambahkan Pancar, warga desanya selain berkebun karet, juga berkebun rotan, namun nasibnya juga sama dengan karet. Parahnya, rotan tidak ada yang membeli di sana. “Mungkin ini karena kendala akses jalan yang belum tembus ke desa kami,” tuturnya.

    Dengan demikian, Kades Lawang Tamanh ini berharap adanya solusi agar hasil tanaman karet masyarakat di desanya bisa terjual dengan harga seperti dulu.

    “Kami mohon solusinya kepada pemerintah supaya harga karet bisa seperti dulu, meskipun tidak sampai Rp12 ribu, yang lenting bisa terjawab apa yang dikeluhkan masyarakat kami,” kata Pancar.

    (irfan/beritasampit.co.id)