Masjid Quba, Desa Ujung Pandaran Peringati Isra Miraj 1439 Hijriah

    SAMPIT – Peringatan Isra Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW di Masjid Quba, Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berlangsung, Kamis (12/4/2018), siang.

    Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1439 Hijriah mengambil tema, ” Dengan Semangat Isra Mi’raj menuntun insani mandiri, untuk beribadah dengan khusuk menuju manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlakkul Karimah ,” Tausiah di sampaikan Ustadz H Muhammad Makki seorang da’i dan guru Pondok pasantren Sabilal Muhtadin, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotim.

    Menurutnya, ada beberapa hal terkait menuntun insan yang mandiri, agar khusuk dalam beribadah kalau mengerjakan jangan selalu main-main, tunaikan rukun-rukunya.” Kalau sholat hendaklah dengan jiwa yang benar-benar tulus,” harapnya penuh keyakinan.

    Lanjutnya, pada perhelatan Isra Mi’raj ini pula katanya, pentingnya membangun kebersamaan dan kegotong-royongan dalam bermasyarakat, jangan ada lagi kelompok yang tidak pro untuk kepentingan masyarakat. kita harus bersama membangun desa Ujung Pandaran khususnya dan Kabupaten Kotim umumnya. ” Dalam moment peringatan Isra Mi’raj ini, ayo kita bahu membahu membangun desa kita. Nenghidupkan siar acara keagaman ini. Jika kita tak ada uang setidaknya kita membantu tenaga, kalau jua tidak, bisa bantulah dengan pemikiran. Begitu hal dengan kita bermasyarakat saling bersatu padu membangun desa kita Ujung Pandaran yang kita cintai ini,” ajaknya Ustadz Makki kala membuka tausiahnya yang diberi aplus warga desa pesisir pantai itu.

    Da’i yang terbilang nyentrik yang sangat gaul yang disenangi jemaahnya, baik para anak-anak, remaja maupun orang tua, juga mengingatkan untuk selalu bersedekah dan berzakat bagi mereka yang berada.

    Pada mument tausiahnya itu juga, dia mengutip sebuah penggalan lagu Raja Dangdut, ‘ Lain lubuk lain airnya lain pula ikannya, lain orang lain kepala lain pula hatinya’. Begitulah orang banyak dan jangan selalu ditanggapi ocehannya katanya, kepada semua yang hadir.

    Pada tausiah itu, dia pun memberikan pengertian kepada warga pesisir agar jangan Su’uzon kepada pemerintahan desa yang dipilih dengan cara demokrasi ini.

    Ustadz Muhammad Makki sedikit mengutip kisah Lukman Hakim kepada anaknya. Hai anak ku, kalau kita sudah berhasil dan terpilih pasti ada aja salahnya.

    Diceritakannya, lalu nangkaya apa pak membuktikannya ujar si anak bertanya ?. ” Ikam umpat aku nak ai ke pasar,” katanya dengan logat banjarnya. Sidin handak men test, pasti yang akan dilakukan bapak ada aja salahnya, ujarnya memulai kisahnya.

    Lalu berangkat ke pasar Lukman Hakim bersama anaknya berdua dua naik keatas kudanya. Apa kata orang dipasarkan tadi.” Iya ai kelewatan banar dua beranak nang itu, kuda sudah kurus dibuati berdua lagi. Nah ia kalo nak salah kita,” ujar Lukman Hakim kepada anaknya.

    Esok kita rubah nak ai. Nangkaya apa lagi Pak ? Tanya anaknya. Kuda kita hirit aja, jangan dibuati nak ai, geh Pa ai. Kepasar lagi Lukman Hakim lawan anaknya membawa kuda tadi. Kata orang dipasar. Hakonnya lah, dibunguli harta, kuda aja dihirit be uyuh-uyuh. Nah Nak, salah jua.

    Kita ubah lagi nak ai, ikam nang babauat naik keatasnya, Abah nang mehirit. Apa kata orang dipasar, sih anak duduk diatasnya, sorang nang mehirit dasar memanjakan anak. Anak diatas, sorang mehirit dasar kada bisa mendidik terlalu memanjakan anak. Nah nak disambati urang jua. Esok lagi nak ai, ikam mehirit kudanya aku naik kerasnya. Begitu sampai dipasar ada lagi Nang menyambati, akui halusnya anak disuruh mehirit dasar bapak kelewatan, kada tahu diri.” Sekarang harus bagaimana lagi,” tanya ustadz yang disambut gelak tawa para jemaah yang hadir.

    Sebelum acara tausiah, Camat Syamsurizal, mengingatkan, kepada warga desa Ujung Pandaran untuk melengkapi data pendudukannya. Dia meminta, jangn sampai nanti pada 2019 meninggalkan untuk tidak memilih, kepres dan pileg. Perlengkapan data kependudukan datanglah Ke Kantor desa.

    Kepala desa Ujung Pandaran, Aswin Nur mengajak agar masyarakat yang belum melengkapi data kependudukan, segera datanglah ke Kantor desa untuk dilakukan pendataan dan perekaman. ” Bagi yang merasa belum memilki KK dan KTP datanglah ke kantor desa secepatnya,”harapnya . Ditanbahnya, kalau kelompok ibu-ibu di desa ini akan mendapatkan pelatihan-pelatihan, semoga dengan kebersamaan desa kita bertambah berkah.

    (mar/beritasampit.co.id)