Berbeda Kebijakan, Sudarsono-Hairil Yadi dan Yulhaidir-Iswanti, Apa Ya?

    KUALA PEMBUANG – Moderator Debat prof Danesh memberikan kesempatan kepada Paslon nomor urut 1 (Sudarsono-Yulhaidir) untuk memberikan pertanyaan kepada Paslon nomor urut 3 (Yulhaidir-Iswanti) sependapat dengan pembangunan Islamic Center, tapi apa hubungannya antara pembangunan Islamic dengan kesejahteraan masyarakat Seruyan?

    Paslon (Yulhaidir-Iswanti) menjawab pertanyaan Paslon (Sudarsono-Hairil) yang menanyakan hubungannya antara pembangunan Islamic dengan kesejahteraan masyarakat Seruyan.

    “Islamic Center sebagai pusat pendidikan agama Islam, tempat beribadah. Jangan sampai ini terabaikan, berapa ratus miliar yang dianggarkan oleh pemerintah sebelumnya, sangat sayang tidak diselesaikan. Kita mempunyai kembangkan ibukota Kuala Pembuang memiliki Islamic bukan Sampit saja. Sampit sudah 60 tahun menjadi kabupaten dan baru 2016 baru ada Islamic Center. Seruyan baru berusia 15 tahun sudah ada Islamic Center, kalo bisa kita selesaikan kita akan bangga,” papar Yulhaidir saat menjawab.

    Ditambahkan oleh calon Wakil Bupati Seruyan Iswanti mengatakan kita liat sendiri berapa anggaran terbuang untuk membangun Islamic Center sayang sekali apabila suatu bangunan yang sangat mewah tersebut menjadi monumen, alangkah baiknya apabila pembangunan tersebut dilanjutkan. Maka akan menjadi pusat pendidikan Islam dan kita tidak susah lagi saat romadhon jadi ini lah yang menjadi monumen setiap tahunan.

    Kemudian Paslon (Sudarsono-Hairil) diberikan kesempatan oleh moderator untuk menambahkan dari jawaban tersebut.

    “Tentu ada yang berbeda, karena kita beda kebijakan. Jadi Islamic Center itu kenapa kita tidak lanjutkan karena anggarannya dibutuhkan 211 miliar untuk melanjutkan menyelesaikannya,” teranganya.

    Selanjutnya Paslon (Sudarsono-Hairil) lebih memilih membangun akses jalan ekonomi untuk pertumbuhan ekonomi masyarakat.

    “Saya lebih memilih untuk membangun jalan supaya akses ekonomi kita bisa menghubungkan Kuala Pembuang dengan yang lain. Itu pilihan kebijakan, tapi bukan berati akan kita tinggalkan kalau jalan ini selesai, karena saya lebih memilih membangun jembatan di Baung menyebrang. Karena jalan kita dari Seruyan Hulu sampai Kuala Pembuang harus dibangun jembatan di Baung,” katanya.

    Ditambahkannya, Untuk menjadikan Kuala Pembuang bukan saja sekedar ibukota Kabupaten Seruyan, tetapi menjadikan kekuatan baru ekonomi di Kalimantan Tengah dengan Pelabuhan Teluk Sigintung.

    “Tahun ini sudah dibangun mengaspal jalan Kuala Pembuang menuju Pelabuhan Teluk Sigintung. Hingga nanti pelabuhan itu memang betul-betul menjadi pintu gerbang ekonomi nya, pada saat itu kita bangga Kuala Pembuang menjadi ibukota karena ekonomi nya bisa bergerak. Untuk apa Islamic Center dibangun karena ekonomi masyarakat nya tidak bergerak apa-apa. Itu menjadikan sebuah pilihan bagi kita. Kalau saya lebih memilih membangun yang ada dampak terhadap ekonomi terlebih dahulu sebelum Islamic dibangun. Sampit 65 tahun wajar di bangun Islamic Center justru aneh baru 15 tahun kita (Seruyan) membangunnya, kita tidak bangga dengan nomental tapi kita bangga dengan rakyat dengan kesejahteraan yang baik,” katanya.

    (rdi-beritasampit.co.id)

    EDITOR: MAULANA KAWIT