Disperindag Diam, Masalah Gas Elpiji Di Kotim Bakal Di RDP lagi

    SAMPIT – Masalah kelangkaan serta mahalnya harga Gas Elpiji 3 Kilo Gram di Kotim ini menjadi perhatian khusus pihak legislatif di DPRD Kotim ini, bahkan dalam waktu dekat ini pihaknya akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) kembali.
    “Kalau tidak ada tindakan dari pemerintah daerah, khusus dinas terkait yang berfungsi sebagai pegawasan, artinya keluhan masyarakat tidak di gubris, kita akan lakulan RDP lagi,” Ungkap Wakil Ketua DPRD Kotim Supriadi MT, disela waktu rapat pembahasan, Senin (16/4/2018) tadi pagi.
    Legislator ini menilai, kinerja instansi terkait perlu di evaluasi karena sudah tidak bisa konsisten dan komitment terhadap tupoksinya sebagai sektor pengawasan industri dan perdagangan daerah ini.
    Bahkan menurutnya, program pemerintah baik pusat maupun daerah dalam menyetarakan kehendak rakyat, baik dari segi pembangunan dan kebutuhan ekonomi meliputi basis kinerja masih tidak tersalurkan oleh pagawai di bawahnya.
    “Jangan hanya bisanya duduk manis, kami di DPRD Kotim ini saja mau jemput bola, cek lapangan perorangan, maupun melakukan sidak, ini demi menyerap aspirasi dimasyarakat,” lanjutnya.
    Bahkan dia menyebutkan, tidak hanya kewenangan pihak instasi terkait untuk melakukan pengawasan, melainkan pihak distributor yang mana sudah di wajibkan mendistribusikan Gas Elpiji 3 Kilo Gram tersebut sampai ketangan masyarakat miskin.
    “Pihak Pertamina juga bertanggungjawab atas kejadian ini, SPBU dan SPBE atau agen khusus yang bekerjasama dengan pemerintah pusat dan daerah harus bersinergi dalam melakukan pegawasan terhadap pendistribusiannya,” Tutupnya.
    Diketahui ini kali kedua dimana Gad Elpiji 3 Kilo yang diperuntukan bagi masyarakat miskin di Kotim ini dan bahkam diseluruh tanah air ini menjadi polemik dikalangan masyarakat miskin itu sendiri.
    Di Kotim sendiri pihak Komisi II sudah pernah melakukan RDP terhadap kasus ini, namun justru masalahnya muncul keluhan dari berbagai penjuru, terutama pihak agen khusus yang menyediakan elpiji warna melon tersebut.
    Dalam hal ini pihak Pertamina cabang Kotim melalui perwakilannya sendiri sebelumga membeberkan tidak ada terjadi kelangkaan dalam pendistribusian elpiji 3 kilo, yang di distribusikan ke agen di Kotim ini.
    Namun faktanya masyarakat sampai dengan saat ini terus mengeluhkan. baik harga yang melampaui HET (Harga Eceran Tertinggi) serta kelangkaan yang justru terjadi didalam kota sampit ini sendiri.
    (drm/beritasampit.co.id)

    EDITOR: MAULANA KAWIT