Kunjungi 4 Masjid, Ini Pesan Wagub Kalteng saat Tausiah Isra Mi’raj di Desa Ujung Pandaran

    SAMPIT – Wakil Gubernur (Wagub) Kalimantan Tengah (Kalteng), Habib H. Said Ismail dalam kunjungan kerja sekaligus wisata religi memberikan tausiah kepada empat Masjid yang ada di wilayah selatan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Minggu (15/4/2018).

    Keempat Masjid yang dikunjungi yakni, Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Mentaya Hilir Selatan (MHS) dan Kecamatan Teluk Sampit.

    Diantaranya, Masjid Baraatul Ihtilal, di Desa Bagendang Hilir, Masjid Nurul Iman di Desa Bagendang Tengah, kemudian Kecamatan MHS , Masjid Baabussalaamati Wanajah di Desa Handil Sohor, dan Masjid Aminul Hadi di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit.

    Rombongan Wagub yang di dampingi Wabup Kotim HM Taufik Mukri tiba di Teluk Sampit, Desa Ujung Pandaran sekitar pukul 15.22 WIB dan di Sambut Camat Teluk Sampit, Samsuridjal dan Kades Ujung Pandaran Aswin Nur.

    Sebelum tausiahnya, Wagub menyampaikan keterlambatannya karena miskonikasi. Mestinya, dalam kunjungan kerja sekaligus menyampaikan tausiahnya di dua masjid MHU dulu, baru ke Masjid Kecamatan MHS di Desa Handil Sohor.

    Karena kurangnya koordinaasi sehingga bolak balik lagi ke Kecamatan Bagendang yang membuat perjalanan sedikit terlambat. Telebih jalan menuju Kecamatan Teluk Sampit dari Samuda, Kecamatan MHS penuh lobang-lobang besar yang membuat perjalanan sangat terganggu.

    Menurut Wagub, keterlambatan ini juga karena miskomunikasi saja. Tapi tidak apa-apalah yang penting kami bisa hadir di Masjid ini sehat wal Afiat. “Setelah ini jangan pulang dulu selesaikan Salat Ashar berjamaah bagi yang laki-laki,” pinta Wagub kala membuka tausiahnya di Masjid Aminul Hadi, Desa Ujung Pandaran.

    Lanjutnya, menyentil para jamaah yang menunggu masih belum mengerjakan salat. Karena apa ? Katanya bertanya, sia-sia kita buang waktu, buang energi, buang tenaga, buang duit, hanya untuk peringatan Isra Mi’raj junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang tentunya banyak pesan-pesan dalam perjalanan tersebut.

    “Pesan-pesan atau hikmah yang kita ambil dari perjalanan Isra Mi’raj itu, adalah tentang salat lima waktu,” ungkapnya. Bagaimana Baginda Rasulullah SAW memperjuangkan tentang salat tersebut. Sehingga dengan perjuangan dengan bersusah payah minta keringanan kepada sang Khaliq bolak-balik sampai menjadi 5 kali Sholat dalam sehari semalam.

    “Ayo mari kita hargai perjuangan Rasullullah. Jerih payah Nabi Muhammad meminta keringanan kepada Allah, yang awal 50 waktu menjadi 5 waktu. Coba kita fikirkan jika 50 waktu itu langsung kira-kira buat kita,” ujarnya kepada para jemaah yang hadir. pastinya akan teler alias tidak sanggup.

    Lanjutnya, kalau 50 waktu itu, nabi tidak mengganang kita, nabi tidak perhatian dengan kita, nabi kada kasian dengan kita , kira- kira langsung turun 50 waktu, yang jelas kata Habib H Ismail, belum ada Masjid Aminul Hadi ini. Kita kira-kira tidak ada di Ujung Pandaran ini, Pak Wabup belum jadi Wabup, juga ulun Wagub belum jadi Wagub, Pak Camat belum jadi Camat katanya menggunakan logat banjar.

    Kenapa ? ” Bayangkan pian kalau 50 waktu, kita tidak sempat be apa-apa, pastinya Uma Abah kita kedida,” ujarnya sambil kocak dengan logat bahasa Banjarnya yang kental yang membuat para jemaah terhibur.

    (mar/beritasampit.co.id)