Petani Katingan Kuala Dan Mendawai Keluhkan Sulitnya Mendapat  Pupuk Bersubsidi

    KASONGAN – Langkanya pupuk bersubsidi, membut petani di Kabupaten Katingan, khususnya di wilayah Kecamatan Katingan Kuala dan Kecamatan Mendawai sangat kesulitan mencarinya. Demikian yang dikatakan Karyadi, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Katingan, Rabu (18/4/2018).

    Hal itu menurutnya, bukan hanya sekedar informasi dari masyarakat di dua Kecamatan tersebut, tetapi hal itu saat dirinya melakukan kunjungan kerja di dua wilayah Kecamatan tersebut, dalam rangka reses tahap kedua yang dilaksanakan secara perorangan pada tanggal 6 hingga 13 April 2018 yang lalu.

    “Para petani di Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai saat kami kumpulkan di satu tempat. Kemudian, saat ditanyakan tentang keluhan mereka, sebagian besar jawabnya, mereka kesulitan mencai pupuk bersubsidi,” sebut legislator Partai demokrat ini.

    Menurutnya, pupuk-pupuk bersubsidi yang sangat langka di dua kecamata tersebut adalah pupuk urea, pupuk SP 36, dan pupuk pongska. Sebab, pupuk-pupuk inilah yang diharapkan oleh para petani di Kecamatan Katingan Kuala dan Mendawai.

    “Semoga apa yang mereka keluhkan kepada saya, akan saya sampaikan ke Pemerintah Kabupaten Katingan melalui paripurna penyampaian hasil reses nanti,” ucapnya.

    Lanjutnya, terkait dengan alat-alat alsintan pertanian, seperti handtracktor, powertraser, handspayer dan peralatan modern pertanian lainnya bisa dianggarkan oleh Pemerintaah Kabupaten Katingan melalui Dinas Pertanian, pangan dan Perikanan setempat, guna mendukung swasembada pangan di Kabupaten berjuluk bumi Penyang Hinje Simpei ini.

    Tidak hanya itu, menurutnya adalah kapur untuk menetralisir tingkat keasaman lahan pertanian, padahal kapur ini sangat dibutuhkan oleh para petani. Karena, tingkat keasaman lahan gambut di kecamatan yang bergelar lumbung padi ini sangat tinggi yaitu antara 6 hingga 7, dan satu-satunya untuk menetralisir lahan pertanian adalah kapur tersebut.

    Selanjutnya, dirinya juga menjelaskan, bawa saat ini masyarakat di dua kecamatan bagian selatan Katingan tersebut sangat merasakan sekali menurunnya tingkat ekonomi.

    “Pasalnya, sebagian besar jembatan-jembatan usaha tani yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) pada 20 tahun yang lalu, kini sudah rusak. Begitu pula dengan jalan poros penghubung 9 buah desa eks pemukiman transmigrasi di kecamatan Katingan Kuala, kondisinya sangat parah. Dengan kondisi seperti itu, maka pasar sentral di Katingan dua sepi pembeli,” pungkasnya.

    (ar/beritasampit.co.id)

    EDITOR: MAULANA KAWIT