DPR Tidak Takut di Kritik Rakyat

    JAKARTA – DPR RI tidak takut dikritik dalam bentuk apapun dari rakyat karena lembaga ini sudah berubah citranya.

    “Sekarang silakan rakyat mengkritik kepada kami agar lembaga ini menjadi besar tidak kerdil seperti tanaman bonsai,” kata Bamsoet panggilan akrab Bambang saat di Diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Tolak Ukur Kebebasan Kritik DPR?’ yang berubah matreinya menjadi pengumuman Lomba Kritik DPR 2018, Kamis (19/4).

    Hadir diacara itu Waket DPR Fahri Hamzah dan Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali serta Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro.

    Menurutnya, kesempatan itu jika mau mendapat hadiahnya melalui Lomba Kritik DPR 2018 untuk siapapun juga peserta tidak terbatas. Hadiahnya juara Rp10 juta, juara II Rp7 juta, juara III Rp5juta,” ujarnya.

    Kritiklah DPR ini seperti Fahri Hamzah mengkritik pemerintah, tegasnya.
    Ketua DPR ini juga mengungkapkan agar anggota DPR kerjanya bisa dipantau oleh masyarakat luas, maka dalam waktu dekat ini setiap rapat di DPR akan mudah dilihat melalui android, hanya membuka link, langsung bisa melihat semua kegiatan di DPR.

    Bamsoet mengajak kepada rakyat untuk datang ke DPR menyaksikan langsung kegiatan rakyat di tempat ini. Gedung rakyat ini terbuka untuk rakyat seluruh Indoensia.

    “Asal jangan demo karena demo ada aturannya. Tetapi nanti ada sarana untuk demo yang datang ke DPR,” tegasnya.

    Fahri menambahkan DPR ini sudah banyak dikritik sekarang minta dikritik lagi, tapi tidak apa-apa untuk perbaikan lembaga ini yang terbuka.

    “DPR memang berbeda dibawah pimpinan Bambang Soesatyo karena mau terbuka dan dikritik,” ujarnya.

    Apalagi yang mengkritik yang dibayar mendapat hadiah dari hasil kritikannya menulis, sambungnya.

    Pengamat Politik dari LIPI Siti Zuhro melihat bahwa DPR sekarang mulai membenahi dengan mau dikritik.

    “Ini fenomena baru dan harus kita apreasiasi ada kemauan dari pimpinan DPR untuk menghilangkan kesan atau citra DPR itu kebal kritik juga tidak mau dikritik,” katanya.

    Pakar Komunikasi Politik Universitas Indonesia (UI) Effendi Gazali sebagai Dewan Juri mengakui bahwa ketika diajak untuk menjadi dewan juri agak terkejut juga karena DPR meminta dikritik.

    Dia menambahkan lombak ritik mulai dibuka hari ini, Kamis (19/4) berakhir 18 Agustus 2019 mendatang.

    (jan/beritasampit.co.id)