Karet di Kotim Terancam Punah, Waket DPRD Prihatin Akan Nasib Petani Lokal

    SAMPIT – Setelah sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kotim, Supriadi MT menyoroti nasib para petani rotan lokal di Kotim ini, yang tidak mendapatkan posisi penghasilan yang benar-benar layak menurutnya.

    Kali ini Supriadi kembali menyoroti nasib buruk yang menimpa para petani penghasil karet mentah lokal di kanupaten tercinta ini. Dia menegaskan, sudah berjalan lebih dari lima tahun ini, harga karet terus melonjak turun sampai ke titik harga terendah.

    “Bayangkan saja dulu, saya lupa tahunnya, sampai mencapai 22.000 per kilo, kenapa sekarang ini anjlok sampai sisa 6 ribu rupiah saja, ini yang perlu terus kita amati sampai sekarang,” ungkapnya. Selasa (1/5/2018).

    Menurutnya turunnya harga karet di Kotim saat ini bukan pengaruh dari kualitas olahan karet masyarakat, maupun kualitas getah dari karet lokal tersebut.

    “Kita pernah menduduki harga yang tinggi, artinya kualitas karet kita sangat bagus sekali, kalau ukuran itu saya rasa bukan faktor utama, tetapi keseriusan pemerintah dalam mencari investor karet inilah yang lemah,” lanjutnya.

    Sampai saat ini Kalteng pada umumnya, menurut ketua DPC Partai Golkar Kotim ini, terus berkembang di tengah harga yang kian menurun tersebut.

    “Bahkan ada perusahaan khusus industri karet, kalau tidak salah di Kebupaten tetangga kita, pertanyaannya bukan di kualitas, tetapi keseriusan pemerintah daerah dalam mencari solusi atau jalan agar karet di Kotim ini tidak punah,” tutupnya.

    (drm/beritasampit.co.id)

    EDITOR: MAULANA KAWIT