Mau Tau Obrolan Santai Ala Pemuda Kotim Bahas 61 Tahun Kalimantan Tengah, Simak Yo?

    SAMPIT – Ngobrol santai ala kaum muda dilaksanakan di sekretariat Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Sampit yang bertempat di aula gedung NU Jalan S Parman No 8 beberapa waktu yang lalu.

    Dalam acara diskusi tersebut A R Asrari Puadi salah satu senior PMII yang juga selaku narasumber menyampaikan alasan kenapa dia mengagas acara itu dengan tema “Refleksi 61 Tahun Kalimantan Tengah dan Peran Kaum Muda”, karena ia sendiri sering kumpul dengan anak muda untuk belajar dengan kaula muda, karena saat ini banyak pergeseran anak muda.

    “Saat ini anak muda banyak yang lupa karena kita terlalu sibuk dengan pertengkaran elit politik. Gerakan kita anak muda tidak harus dengan situasi nasional tapi harus kita perhatikan juga untuk situasi di daerah,” ucap Asrari Puadi melalui via whatsaap.

    Lanjutnya, 61 tahun menjadi catatan penting karena baru dua tahun dikepemimpinan pemerintahan yang baru harusnya bisa menjadi refleksi bagi kita bersama tentang bagaimana pembangunan Kalimantan Tengah kedepan.

    “Masih banyak pekerjaan rumah yang besar. Kenapa, karena justru kita masih bergantung dengan kelapa sawit padahal Uni Eropa sekarang bermasalah dengan kebijakan itu, dan sekarang sedang mencoba menstopkan produksi kelapa sawit,” ungkapnya.

    Ada tiga masalah saat ini yang menurut Asrari harus diperhatikan dengan baik, pertama kondisi politik masih minim dari kepercayaan masyarakat itu di buktikan dengan angka 50% yang mau menggunakan hak pilihnya sebagai pemilih tetap.

    Kedua, kualitas politik masih rendah hampir 50% pengurus anggota dewan masih lulus SMA. “Ini menjadi catatan penting bagi kita ketika kita mengiginkan kebijakan kita menjadi lebih baik” tegasnya.

    Asrari juga menyampaikan, kenapa ia mengagas acara itu bahwa masalah problem bukan hanya masalah nasional tapi juga masalah daerah yang harus diperhatikan, daerah seperti Sampit khususnya Kalimantan Tengah harus lebih peka terhadap masalah yang ada.

    “Harapan saya kepada pemuda agar bisa menjadi jembatan rakyat, penyambung lidah rakyat, yang memberikan jalan bagi pemuda lain agar sama-sama menyelesaikan masalah yang ada di daerah,” harapnya.

    (im/beritasampit.co.id).

    EDITOR: MAULANA KAWIT