Wow, Keren! Kantor DPP Partai Hanura Dipimpin OSO

    JAKARTA – Melihat Kantor DPP Partai Hanura dengan Ketua Umum Oesman Sapta Oedang (OSO) pasti akan berkata, “Wow, keren!” karena tempat kantor berada di daerah bisnis elite yaitu di Gedung The City Tower Lantai 18, Jl MH Thamrin No 81 Jakarta Pusat berdekatan dengan lokasi Hotel Indonesia atau Bundaran Hotel Indonesia.

    Hanya saja bagi rakyat dari desa atau kampung, jika mau ke kantor partai politik ini, apalagi rakyat itu pakai sendal jepit, kaos oblong pasti agak kikuk atau minder datang ke tempat ini, karena untuk masuk gedung mau menuju ke lantai 18 itu harus melalui prosedur panjang dengan harus lewat pintu skrening. Juga tamu sebelum mau masuk ke lobi gedung, wajib lapor ke pos berada di samping pintu masuk agar dapat kartu akses untuk masuk dan keluar.

    Mendapatkan kartu itu harus menyerahkan tanda pengenal diri berupa KTP atau SIM untuk diganti dengan kartu dari bahan plastik sebagai alat kunci membuka pintu berbentuk pagar tinggi sepinggang dengan daun pintu plastik tebal transparan.

    Tamu saat menunggu diberi kartu akses sambil berdiri menghadap meja seorang petugas wanita yang duduk melayani mendata tanda pengenal tamu, tanpa disadari tamu itu, wajahnya difoto oleh wanita tersebut.

    Cara petugas mengambil foto wajah tamu itupun geraknya tidak begitu terlihat seperti orang memotret. Hanya tangan kirinya yang mengarahkan kamera ukuran mini sebesar setengah kotak korek api dilekatkan di ujung tongkat agak tinggi di sebelah kiri dari keyboard mengetik ke komputer petugas itu.

    Setelah prosedur tamu dapat kartu akses, wajah difoto, maka saat mau masuk ke lobi gedung untuk naik lift, setiap tamu wajib memiliki kartu ini satu orang satu karena sistem melewati pintu masuk hanya boleh satu orang masuk secara antri baris memanjang.

    Jadi, setiap orang melewati pintu akses masuk hanya bisa lewat untuk buka pintu dengan menempel ke lampu membuka pintu.

    Pintu akan terbuka dengan terjadi pergantian warna lampu dari merah ke hijau.

    Kejadian dialami seorang tamu karena terburu-buru ingin menerabas masuk tanpa memakai kartu akses, tentu saja dia tertahan tidak bisa masuk karena pintu tidak bisa dibuka. “Eh, gak, bisa masuk, ya?” ucap pria itu sambil terdiri di depan pintu bentuk pagar.

    Orang itu merasa malu setelah petugas memberitahu dia harus melapor ke bagian admin ganti KTP dengan kartu akses.

    Setelah tamu dapat kartu akses bisa lewat pintu masuk, baru melangkah kembali ke lobi tempat beberapa lift naik bahkan jika mau ke lantai 18.

    Di sini tamu saat menggunakan lift mau naik, jenis liftnya berbeda dengan lift yang ada di hotel pada umumnya yang dikenal.

    Bagi yang ingin naik menggunakan lift di sini jika masuk begitu saja dalam lift akan kebingungan mencari tombol nomor lantai karena di dinding lift tidak ada tombol untuk itu.

    jika naik lift di tempat ini harus terkebih dulu menekan tombol berada di luar lift sebelum masuk. Setelah nomor lantai dituju sudah ditekan, baru bisa lift bergerak setelah pintu tertutup sesuai lantai yang dituju.

    Memasuki markas DPP Partai Hanura di lantai 18 saat mau ke ruangan pimpinan tidak seperti pintu masuk di DPP Partai Golkar atau NasDem apalagi PPP atau PDIP. Karena bentuknya seperti pintu mau masuk ke lorong kamar hotel berbintang lima. Inl kalau mau menuju ke ruang kerja pimpinan partai.

    Sedangkan untuk ke ruang rapat atau digunakan untuk jumpa pers, tempatnya agak jauh dari pintu masuk pimpinan bergeser ke arah kanan.

    Memasuki ruangan itu sangat asri dengan enak duduk berlama-lama.

    Jadi, hanya Kantor DPP Partai Hanura dibawah Ketum OSO mendapattkan tempat di kantor elite pusat perkantoran yang sewa per meter bukan rupiah melainkan Dolar AS.

    Pertanyaannya kenapa Kantor DPP Hanura berada di lantai 18 di Gedung Jalan Thamrin, tidak mengisi Kantor DPP Hanura di daerah Bambu Apus, Jakarta Timur?

    Karena di Kantor di Jakarta Timur itu masih dikuasai oleh pengurus tandingan Hanura yang dikenal dengan kubu Daryatmo dan Sarifudin Suding.

    Kubu OSO belum bisa mengambil alih kantor itu terkendala sengketa secara hukum siapa yang berhak mengibarksn bendera partai. Sebab Suding sebagai Sekjen diganti OSO dengan nama orang lain membuat Sudin meradang dan membentuk kekuatan untuk merebut Hanura yang sebelumnya Ketum Wiranto menyerahkan tongkat komando partai pada OSO sebagai Ketum.

    Mulailah Hanura terbagi dua kubu yaitu OSO dan Daryatmo dengan Suding.

    Dalam proses lewat jalur hukum, kubu Daryatmo dan Suding mengadakan clash action tentang pengesahan kepengurusan partai mereka lewat PTUN.

    Menunggu proses penyelesaian sengketa itulah kantor pun ada dua yaitu kubu OSO di Gedung The City Tower Lantai 18, Jl MH Thamrin No. 81 Jakarta Pusat sedangkan kubu Daryatmo di Bambu Apus, Jakarta Timur.

    Rencananya karena kubu OSO menang di PTUN dengan gugatan Dayatmo ditolak sehingga yang resmi bisa mengibarkan bendera Hanura kubu OSO. Dalam waktu dekat menurut Wakil Ketua Umum Hanura Sutrisno Iwantono kantor di Jakarta Timur akan segera diambil alih karena partai Hanura hanya satu dengan Ketum OSO.

    (jan/beritasampit.co.id)