PALANGKA RAYA – Kaum millenial tak asing lagi kita dengar kaum ini lahir mulai tahun 1980, diusia yang relatif muda dengan gaya hidup modern ditambah di era digital kaum ini memiliki daya tarik berbeda dalam melakukan gerakan sosial.
Generasi millenial ini di dominasi kaum muda, hal tersebut menjadi sebuah potensi dan juga menjadi ancaman bila tidak dikelola dengan baik, telah sering di dengar bahwa Indonesia memiliki Bonus demografi yaitu jumlah usia angkatan kerja dengan usia 15-64 tahun mencapai 70 persen di mana penduduk usia produktif sangat besar.
Hal ini yang menurut Abdul Hafid tokoh kalangan muda yang sekarang menjabat sebagai Panglima Karang Taruna Kalimantan Tengah perlu dikelola dan dibina dengan baik.
“Potensi pemuda generasi millenial ini perlu mendapatkan perhatian khusus, cara mereka bergaul dan berinteraksi juga berbeda, mereka hidup diera digital hampir semua tidak bisa lepas dari smart phone dan ini menjadi kekuatan bahkan ancaman bila tidak di kelola,” ucap Abdul Hafid yang biasa dipanggil AHD saat dimintai tanggapan mengenai potensi pemuda saat ini disekretariat Karang Taruna Kalteng. Rabu, 30/05/18.
Kekuatan dan Ancaman?
Menurutnya potensi pemuda di era millineal menjadi sebuah kekuatan? Kekuatan yang dimaksud ialah cara interaksi kaum millenial dalam menggunakan media sosial. “Coba liat interaksi pengguna media sosial di dominasi para kaum millineal dimana mereka mampu menggerakan dan membentuk opini masyarakat menjadi hal yang luar biasa, hati-hati dengan shere dan Like mereka. Ini cara gerakan baru kaum millenial dalam berinterkasi,” terangnya.
Menurut AHD potensi ini bila tidak diarahkan ke hal posifif akan menjadi ancaman tersendiri. “Kamajuan teknologi tidak bisa dibendung, kebebasan masyarakat dalam berpendapat di medsos menjadi bukti bahwa ini cara kaum millenial berinteraksi dan tidak bisa kita pungkiri hal ini dapat menjadi ancaman bila diarahkan ke hal negatif seperti penyebaran hoax,” timpalnya.
Besambung…….
(Maulana.Kawit/Beritasampit.co.id)
