Ketua KNPI Pulpis: Hari Pancasila bukan sekedar Refleksi tapi internalisasi  hati dan jiwa

    PULANG PISAU – 1 Juni ditetapkan sebagai hari lahir pancasila yang merupakan hari bersejarah bagi bangsa dan Negara Indonesia bersamaan dengan momentum tersebut, ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Pulang pisau, Bahrianoor mengajak kepada seluruh pemuda dan elemen masyarakat untuk sama-sama mempraktekkan nilai-nilai penting dalam kandungan Ideologi Pancasila tersebut.

    “Sebagai ideologi bangsa, pancasila merupakan Ideologi yang tepat untuk menyatukan dan mempersatukan bangsa dan Negara Indonesia ini. Tidak ada salahnya pada kesempatan ini kita mencoba merefleksikan sekaligus mempraktekkan kandungan penting terhadap nilai-nilai dalam pancasila tersebut terutama untuk kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Ya, Ideologi Pancasila ini begitu penting dan berfungsi untuk menjaga keutuhan bangsa terutama dalam mengembangkan paham kemajemukan masyarakat ” ungkapnya.

    Menurut Bahrianoor bahwa Belakangan ini bangsa kita sedang bergulat bebas pada persoalan keberagaman dan keber-agamaan. Dapat dikatakan bahwa Ragam pluralis kita ini semakin mengkhawatirkan.

    “Kalo kita menperhatikan bahwa Perkara Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA) menjadi bahan utama perbincangan kita saat ini. Sulit membedakan antara semangat perjuangan, kebe-ragamaan-keber-agamaan, kebhinekaan-pluralis, dan kepentingan politik. Publik dibuat bingung tak mampu menyaring mana kebenaran objektif dengan yang fantasi”, jelasnya.

    “Oleh karena itu dengan adanya Ideologi pancasila ini kita dituntut mengembangkan paham kemajemukan masyarakat, mengembangkan dengan cara dan sikap saling tolong menolong dan menghormati diantara sesama kelompok. Sikap adil dan objektif serta menjaga sikap toleransi dalam berkehidupan. Nilai pluralism sosial inilah yang harus hadir dan kemudian dijaga tanpa ada eksklusifisme komunal, terutama dalam keber-agamaaan dan kebe-beragaman kita,” Paparnya.

    Dalam kesempatan yang sama ketua KNPI ini menyampaikan bahwa Penguatan nalar dan toleransi yang dipahami dapat dijadikan sebagai solusi dalam menjaga keber-agamaan dan kebe-ragaman kita. Diharapkan, dimensi nalar dan toleransi dalam kandungan Pancasila itu harus mampu terinternalisasi dalam hati dan jiwa dengan baik, agar terhindar dari kesalahpahaman sosial dan eksklusifisme komunal.

    (Rilis/ForBeritasampit.co.id)