Ini Empat Potensi Kerawan yang Harus Diwaspadai Saat Pengamanan Idul Fitri

    KASONGAN – Operasi Ketupat tahun ini akan diselenggarakan secara serentak di seluruh Polda jajaran khusunya di Kabupaten Katingan yakni selama 13 hari mulai tanggal 7- 24 Juni 2018.

    Operasi ini melibatkan sebanyak 173.397 personil pengamanan gabungan yang terdiri unsur Polri, TNI dan Pemda serta stakeholders terkait dan elemen masyarakat Iainnya. Sehingga pada pelaksanaan operasi tahun ini, ada empat potensi yang harus diwaspadai bersama.

    Potensi kerawanan pertama adalah stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan. Hal ini dapat diwujudkan dengan semua pihak instansi terkait seperti Kementerian Pangan, Kementrian Perdagangan, Bulog, Komisi Pengawas Pangan Usaha (KPPU), maupun Satgas Pangan lain.

    “Pada tahun ini potensi permasalahan masih berkisar pada masalah distribusi pangan. Upaya penimbunan oleh kelompok kartel atau mafia pangan maupun perilaku negatif pelaku usaha yang menaikkan harga di atas harga yang ditetapkan. Oleh sebab itu, diperlukan kerjasama dengan langkah proaktif dari stakeholders terkait guna mangatasi hal itu,” terang Kapolres Katingan, AKBP Eliester Dharma Bahagia Ginting S I K, saat membacakan amanat Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Polisi, Prof H Muhammad Tito Karnvian, pada pelaksanaan apel gabungan operasi ketupat, di Mapolres, Rabu (6/6/2018).

    Kemudian, menurutnya karawanan kedua adalah permasaIahan kelancaran dan keselamatan arus mudik dan arus balik. Hasil survey jalan yang dilaksanakan oleh Korlantas Polri bersama kementrian Perhubungan, Kementrian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan maupun Dinas Jasa Marga dan Pertamina, mendapati sekurangnya terdapat enam Iokasi rawan macet pada jalur utama mudik Iebaran.

    “Sehubungan dengan hal tersebut saya memberikan penekanan kepada seluruh personal terutama pada titik rawan macet dan titik rawan kecelakaan, agar benar-benar melakukan pemantauan sacara cermat,” katanya.

    Lalu, potensi kerawanan ketiga yang juga harus diantisipasi adalah potensi bencana alam dan gangguan kamtibmas lainnya. Ini diharapkan dapat terus menerus berkoordinasi dengan pihak Basarmas, BMKG, dan pihak terkait lainnya, dalam upaya mengantisipasi dan mewaspadai potensi bencana alam.

    Potensi kerawanan keempat adalah tindak pidana terorisme. Guna mengantisipasi potensi aksi terorisme tersebut dirinya manekankan untuk terus meningkatkan kegiatan deteksi intelijen yang di imbangi dengan upaya panegakan hukum dengan tegas (prevemtif strike) melalui optimalisasi peran satgas Anti Teror di.

    Selain itu pengamanan tempat ibadah, pusat keramaian, Mako Polri, serta aspek keselamatan personal pengamanan harus menjadi perhatian. Perkuat pengamanan pads objek-objek tersebut dan laksanakan pendampingan personil pangamanan oleh personal bersenjata (buddy system).

    “Khususnya dalam mewujudkan keamanan secara umum. Saya perintahkan kepada seluruh jajaran untuk terus menerus meningkatkan kerjasama dengan rekan rekan TNI, serta stakeholders terkait lainnya,” pungkasnya.

    (ar/beritasampit.co.id)