Ketua DPD RI OSO  : 13 Tahun Keberadaan DPD Tak Dirasakan Daerah

    JAKARTA – Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO) menungkapkan dirinya lebih baik pergi ke daerah untuk kunjungan kerja daripada ke luar negeri karena di daerah perlu perhatian wakil yang sudah menjadi anggota DPD di Jakarta.

    “Keberadaan DPD selama 13 tahun belum banyak dirasakan oleh daerah dalam perannya membantu aspirasi daerah untuk diperjuangkan ke pusat. Jadi, seharusnya anggota DPD lebih banyak berpikir berkunjung ke daerah daripada ke luar negeri,” kata OSO saat berbincang santai dengan wartawan parlemen dalam acara buka bersama di rumah kediaman OSO di Jakarta Pusat, Kamis (17/6/2018).

    Ketua DPD ini mengungkapkan itu saat ditanya soal dirinya sendiri sejak Waket MPR sampai jadi Ketua DPD tidak pernah satu tim mengadakan kunker ke luar negeri dibandingkan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Utut Adianto dan lainnya juga sebagian anggota DPR dan DPD.

    Menurutnya, semestinya menyadari jika pergi ke luar negeri itu ongkosnya tinggi. Kenapa tidak dialihkan saja ke daerah sehingga orang di daerah merasakan juga uang itu. Daripada dana habis begitu saja sementara daerah tempat pemilihannya begitu-begitu saja perkembangannya.

    “Jika memang perlu informasi untuk satu negara kenapa tidak di panggil dubesnya datang ke sini. Kan, biaya tidak banyak terbuang dibandingkan satu tim ke luar negeri,” ujarnya.

    Coba jika dana yang besar untuk tim kunker ke luar negeri itu dibagi-bagi untuk masyarakat setempat tentu masyarakat merasakan juga,” ucapnya.

    Ada yang tanya sebagai Ketum Partai Hanura tentang belum mengajukan nama calon wapres.2019, hanya mencalonkan Presiden Jokowi, menurutnya partainya memang hanya mencalonkan presiden saja sedangkan wakilnya terserah capres untuk menentukan wapres sebagai teman kerjanya.

    Ada yang tanya kenapa tidak OSO saja jadi capres 2019 dijawabnya jika dilihat dari segi ganteng, maka. Jokowi kalah tapi hanya pada batas ganteng saja tapi untuk capres OSO menyadari belum sampai ke pikir ke arah sana.

    “Yah, lebih baik terhina sekarang daripada dinina nantinya,” katanya berfalsafah.

    Dijelaskannya, Jokowi itu cerdas dan berhasil mengangkat nama Indonesia bahkan berhasil menyelamatkan krisis ekonomi bangsa ini.

    “Bahkan saat saya baru-baru ini bertemu Mahathir di Malaysia, dia mengatakan Indonesia punya presiden yang hebat yang mampu mencegah terlalu dalam krisis ekonomi,” katanya.

    (jan/beritasampit.co.id)