Gelombang Tinggi, Hasil Tangkap Nelayan Sijura Menurun Drastis

    SAMPIT – Sekitar setengah bulan ini angin tenggara bertiup kencang dan gelombang air laut pun tinggi artinya tandanya musim timur (Panas) mulai terjadi. Tentu saja berpengaruh pada hasil tangkap nelayan dilaut sekitarnya.

    Salah satunya berdampak pada nelayan tangkap di Desa Sei Ijum Raya (Sijura), Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) hasil tangkapnya juga menurun.

    Hal itu diungkapkan Ketua Kelompok Nelayan Jaya l, Anang Salam kala dibincangi beritasampit.co.id, Sabtu (9/6/2018) sore di kediamannya, ia menuturkan, kalau nelayan tetap saja pergi melaut, saat ini musim angin datang dari arah tenggara (angin kencang) di laut Teluk Sampit. Sehingga menimbulkan riak gelombang air laut pun besar. Nelayan tidak bisa terlalu ketengah laut karena ombak semakin tinggi.

    “Tangkapan nelayan disini menurun akibat perubahan musim timur (kemarau-red) dan ombak di laut pun besar. Nelayan memasang alat jaringnya hanya ditepian saja,” kata Anang yang akrab disapa.

    Dikatakannya, jumlah nelayan tangkap yang aktif ada sekitar puluhan klotok balapan. Mereka tetap saja melakukan tangkapan dilaut walaupun ombak besar. Meskipun dari hasil pendapatannya berkurang. “Jumlah klotok balapan yang aktif ada sekitar 40 buah klotok nelayan. Mereka tetap bekerja walaupun hasil menurun,” ujarnya menuturkan

    Dari perediksi para nelayan, musim ikan itu berkurang biasanya datangnya angin tenggara yang berhembus terjadi di bulan Juni hingga Oktober, atau selama lima bulan ombak besar dilaut sekitar Kecamatan Teluk Sampit gelombang air laut tinggi. Artinya menandakan berganti musim dari hujan ke musim kemarau (panas).

    Bagi nelayan tangkap yang memakai klotok balapan (Kecil) mencari ikan dekat tepian pantai saja, tak berani ketengah laut karena ombaknya semakin besar. Sejak 1/2 bulan bagi nelayan tangkap merasa musim angin tenggara muncul hingga mereka melabuhkan Lampara hanya dipingiran.

    “Kalau musim biasa rata-rata persatu klotok nelayan membawa hasilnya sampai 100 kilogram (kg). Musim angin tenggara sekarang ini hasil dari melaut menurun drastis rata-rata per klotok hanya 30 – 40 kg,” katanya.

    Ditambahkannya, nelayan di Sijura selain didaratan juga ada tambak ikan tapi bisa menutupi kebutuhan keluarga. Selain lebih besar mengandalkan tangkapan ikan kelaut lepas. Karena itulah pekerjaan kebanyakan dari nelayan di desa ini terus melaut, meskipun hasil tangkapnya lagi minim.

    “Mereka tetap saja melaut karena tuntutan dari kebutuhan ekonomi keluarganya,” katanya.

    (mar/beritasampit.co.id).