Prof Dr Birute Mary Galdikas : Beruang Madu Nyaris Punah

    PANGKALAN BUN – Prof Dr Birute Mary Galdikas (72) salah seorang ilmuan wanita yang telah berjasa selama 47 tahun dan sampai sekarang, menyelamatkan melestarikan kehidupan orangutan di Kalimantan, khususnya di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar).

    Ternyata kepeduliannya bukan hanya kepada orangutan (Pongo pygmaeus) saja tapi juga terhadap bintang Beruang Madu (Helarctos malayanus) yang dilindungi undang-undang.

    “Selain orangutan, beruang madu, juga binatang yang nyaris punah di dunia jadi perlu sekali dilestarikan kehidupannya,” kata Birute saat dikonfirmasi beritasampit.co.id, disela-sela menerima tamunya Minggu (24/6/2018).

    Menurut Birute, dirinya beberapa hari yang lalu telah menerima seekor anak Beruang Madu berumur sekitar 4 bulandari BKSDA yang langsung diserahkan oleh Agung Widodo Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II Balai Konservasi Sumber Daya Alaman (BKSDA) Kabupaten Kobar-Kalteng.

    “Anak beruang madu, sudah saya karantina di Klinik Orangutan Care Centernd Cuarantine (OCCQ), yah.. kami rawat sekitar 6 bulanan. Nanti setelah dirawat akan dilepas liarkan kehutan,” ujar Birute.

    Dijelaskan Birute, Beruang Madu termasuk salah satu binatang langka,yang nyaris punah di dunia.

    ”Saya menghimbau kepada masyarakat,yang memelihara binatang beruang madu segera serahkan kepada dinas terkait, seperti BKSDA. Karena beruang madu juga termasuk beruang paling kecil dari kedelapan jenis beruang di dunia,maka kehidupannya perlu dikembalikan kehabitatnya di hutan,” ungkapnya.

    Di kawasan hutan Taman Nasional Tanjung Puting, lanjut Birute ada pula beruang madu.”Namun jumlahnya hanya sedikit, tapi nanti setelah ada betinanya beruang madu pun akan berkembang biak di hutan Tanjung Puting,” paparnya.

    Terpisah, menurut Agung Widodo anak beruang madu yang masih berusia 4 bulan tersebut berjenis kelamin betina. Awal ditemukan oleh pamannya Andi beruang madu tanpa induknya itu masih bayi, ditemukannya dari hutan semak belukan sekitar Desa Pulau.

    “Kemudian setelah dipelihara sekitar dua bulan,bayi beruang madu itu diserahkan kepada Bhabinkamtibmas Desa Sungai Pulau, yakni Dedet Suriadi dan kemudian diserahkan kepada pihaknya di BKSDA Kalteng,” kata Agung Widodo, saat dikonfirmasi Minggu (24/6/2018).

    Dijelaskan Agung, kondisi anak beruang madu masih sehat. “Karena perlu perbaikan gizi agar bisa hidup sehat.Maka diserahkan ke Prof Dr Birute Mary Galdikas, pemilik Klinik OCCQ di Desa Pasir Panjang, untuk dirawat agar nanti bisa dilepasliarkan ke habitatnya,” ungkap Agung Widodo.

    (Man/Beritasampit.co.id).

    EDITOR : MAULANA KAWIT