Produksi Kerupuk Ikan Pipih seruyan Tak Maksimal, ini Penyebanya

    KUALA PEMBUANG – Sejumlah pengrajin kerupuk pipih di Kuala Pembuang, hingga saat ini masih mengalami kesulitan memperoleh bahan baku utama pembuatan kerupuk berupa ikan pipih dan menyebabkan produksi kurang maksimal.

    “Karena sulitnya memperoleh bahan baku, akhirnya produksi kerupuk pipih jadi tidak maksimal,” kata Darsah (45), salah satu pengrajin kerupuk pipih di Kuala Pembuang, Jumat, (29/6/18).

    Ia mengatakan, selama ini pasokan bahan baku pembuatan kerupuk berupa ikan pipih hanya bergantung dari nelayan sungai, baik itu nelayan yang ada di Seruyan dan nelayan lain yang ada di kabupaten tetangga seperti Kotawaringin Timur.

    “Ikan pipih sekarang ini memang sulit untuk didapatkan, bahkan harganya bisa mencapai Rp90 ribu per kilogram,” katanya.

    Akibat sulitnya mendapat bahan baku ikan pipih, banyak pengrajin kerupuk pipih di “Bumi Gawi Hatantiring” tidak dapat melayani konsumen, baik dari dalam maupun luar Seruyan.

    “Permintaan kerupuk pipih sangat tinggi, sekali produksi kerupuk pipih sedikitnya 50 kilogram selalu habis terjual, bahkan sudah ada yang pesan sebelumnya, tapi karena bahan baku sulit maka permintaan tidak bisa dipenuhi,” katanya.

    Sementara, pengrajin kerupuk lainnya, Umi (43) mengatakan, selain memproduksi kerupuk pipih, banyak juga pengrajin kerupuk yang membuat kerupuk dari ikan gabus dan tenggiri sehingga usaha pembuatan kerupuk tetap berjalan.

    “Kerupuk ikan tenggiri serta ikan gabus cukup diminati masyarakat dan harganya lebih murah, yakni Rp80 ribu per kilogram, sedangkan kerupuk pipih Rp120 per kilogram,” katanya.

    Menurutnya, sulitnya mendapat bahan baku berupa ikan pipih sudah lama terjadi. Oleh karena itu pengrajin kerupuk berharap pemerintah dapat membantu mencari solusi sehingga pembuatan kerupuk ikan pipih khas Seruyan tetap terjaga dan berjalan lancar.

    “Kami berharap permerintah membantu mengatasi kendala bahan baku ini, agar kegiatan pembuatan kerupuk pipih Seruyan yang sudah terkenal ke berbagai daerah dapat terus berlangsung, karena kalau tidak ada bahan baku maka lama-lama kerupuk pipih akan hilang,” katanya.

    (beritasampit.ci.id)