BKSDA Diminta Berkoordinasi dengan Pemkab Kotim Cari Solusi Terkait Teror Buaya

    SAMPIT- Sejak beberapa tahun terakhir ini, binatang predator buaya terus meneror manusia. Bahkan, pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Sampit menyatakan kasus manusia diterkam buaya meningkat.

    Terhitung sejak beberapa tahun lalu sampai Juli 2018 ini sedikitnya ada 17 kasus manusia di teror oleh buaya di wilayah Selatan Kotawaringin Timur. Disebutkan sebanyak 7 orang warga meninggal dunia dan lainnya dinyatkan hilang.

    Dalam hal ini, Anggota Komisi I DPRD Kotim Syahbana SP meminta agar pihak BKSDA Sampit segera berkoordinasi dengan pihak pemerintah daerah setempat guna mendatangkan solusi bagi masyarakat.

    “Terutama bagi warga daerah Selatan Kotim ini, kita ketahui dari DAS Mentaya, Desa Ganepo, Kecamatan Seranau, sampai Kecamatan Palau Hanaut dan Teluk Sampit, selalu menjadi korban aksi teror buaya ini,” ungkap Syahbana, Senin (16/7/2018).

    Legislator Partai Nasdem ini percaya rusaknya habitat buaya dari hulu sungai Mentaya ini menjadi pemicu mengganasnya buaya di daerah selatan tersebut.

    “Bisa jadi itu penyebabnya, karena memang dulunya rawa-rawa di daerah hulu das mentaya ini masih ada, kita lihat sekarang kondisinya bagaimana, ini harus segera dicarikan solusi,” timpalnya.

    Syahbana juga menilai, perhatian serius pemerintah dalam hal ini sangat dibutuhkan, mengingat masyarakat di wilayah selatan masih kebanyakan menggunakan MCK di sungai tersebut.

    “Menurut hemat saya, kenapa tidak membantu masyarakat membangun MCK saja, karena belum tentu bisa menampung buaya, dan jumlahnya pun tidak diketahui pastinya,” tutupnya.

    (drm/beritasampit.co.id)