Perempuan Berderap di Jalan Perjuangan, Kembali Suarakan Soal Agraria

    PALANGKA RAYA – Kalimantan Tengah (Kalteng) dinilai provinsi dengan konflik agraria nomor satu di Indonesia.

    Melihat persoalan lingkungan dan konflik agraria yang tak kunjung diselesaikan ini, sejumlah perempuan kembali suarakan dalam kelompok diskusi, Selasa (07/08/2018) malam.

    Kelompok diskusi yang diberi nama “perempuan berderap di jalan-jalan perjuangan” ini menganggap dampak dari konflik itu akan ikut dirasakan oleh perempuan sendiri.

    Sebab diakui, bahwa perempuan merupakan pemegang kendali atas kebutuhan keluarga. Hal ini disampaikan Novia Adventy Juran Ketua Cabang GMKI Palangka Raya.

    “Tugas perempuanlah memastikan ketersediaan kebutuhan sehari-hari keluarganya,” ujar perempuan asal Gunung Mas ini.

    Diketahui, wilayah Kalteng yang luas, 90 persen dikusai koorporasi hingga berdampak buruk bagi semua pihak termasuk perempuan yang kehilangan akses bahkan haknya atas tanah.

    Dengan itu, Novia mengatakan bahwa hal ini akan berdampak pada kemiskinan yang terjadi di Kalteng hingga saat ini. Bahkan ia mengajak perempuan harus bersuara dalam hal yang dianggapnya penindasan ini.

    “Perempuan adalah ibu dari kehidupan maka perempuan jangan pernah diam terhadap penindasan dan ketidakadilan yang dialami,” kata dia

    Ia mengakui, selalu menyoroti persoalan perampasan hak atas tanah yang selalu menyebabkan konflik di Kalteng. Sebab itu Ia mengatakan dalam rilis berita yang diterima beritasampit.co.id, perampasan tanah terjadi dimana-mana atas nama pembangunan.

    Bahkan di Kalteng, atas nama ketahanan pangan dan energi petani menjadi buruh ditanah sendiri. Selain itu aktivis perempuan ini menjelaskan, ketika subsidi pertanian, listrik, kesehatan, dan pendidikan dikurangi bahkan dicabut yang paling merasakan dampaknya adalah perempuan.

    Dinyatakan juga oleh sekertaris fungsi penguatan kapasitas perempuan BPC GMKI palangka Raya Novia Dwi Anggaraini, bahwa pemerintah harus menyelesaikan perbagai persoalan dan konflik agraria di Kalteng agar perempuan juga terbebas dari berbagai penderitaan struktural.

    Diskusi perempuan yang difasilitasi Seruni Kalteng ini dipimpin langsung oleh Kartika Sari sebagai ketua Seruni, di hadiri juga oleh Korp HMI-Wati Cabang Palangka Raya di Aula SC GMKI Cabang Palangka Raya.

    (sps/Beritasampit.co.id)

    EDITOR : MAULANA KAWIT