SADIS! Pemanen Sawit di Kotim Dibacok Hingga Luka Robek Bahu dan Kepala

    SAMPIT — Nasib apes harus dirasakan oleh Ahmad Hervinda (25) yang merupakan pemanen resmi kelapa sawit yang berada di sepanjang Jalan HM Arsyad Sampit Kotawaringin Timur (Kotim). Kamis (2/8/2018) lalu, sekitar pukul 16.30 Wib.

    Dirinya mengalami pembacokan hingga luka robek pada bahu bagian kiri dan kepala samping kiri.

    Kejadian itu bermula ketika ia menegur Ali (pelaku) yang melakukan pemanenan buah kelapa sawit yang diduga tanpa izin.

    Pada mulanya korban (red-Ahmad Hervinda) bersama saudara sepupunya Dedi Irwan dan adik kandungnya Rahman berniat untuk membersihkan pelepah kelapa sawit yang ada di sekitaran jalan HM Arsad tepatnya di daerah Desa Eka Bahurui Kecamatan MB Ketapang.

    Namun, saat mereka sampai di tempat kejadian perkara (TKP) melihat ada Ali bersama empat orang komplotanya sedang melakukan aktivitas pemanenan buah kelapa sawit tersebut.

    “Kami punya surat perjanjian kerja (SPK) resmi dari pihak pemerintah daerah (Pemda), dan saat terjadi kejadian itu kami bermaksud untuk melakukan pembersihan pelepah sawit,” ucap Ahmad Hervinda, Kamis (9/8/2018). Saat mengadukan apa yang menimpanya itu kepada beritasampit.co.id.

    Korban menceritakan awal dari kejadian hingga dirinya dibacok oleh pelaku menggunakan parang jenis mandau.

    “Saya tanya kepada pelaku, mana surat-surat kalian. Lalu dengan sigap mengeluarkan parangnya dari dalam sarugnya dan mengosokan parang itu ke seluruh badan termasuk leher, lalu saya bilang akuiiii. Dengan tiba-tiba parang itu mengarah ke bahu bagian kiri saya,” ceritanya.

    Melihat hal itu, sontak Rahman adik kandung korban mencoba melerai pelaku yang membacok kakanya. Akan tetapi pelaku kembali melukai adik korban dengan membacok tangan kiri. Namun tidak terlalu parah.

    “Posisinya saat itu pelaku duduk diatas motor, saat saya mencoba memberikan perlawanan pelaku langsung membacok kepala saya hingga sobek,” kata Ahmad.

    Tidak sampai disitu, bahkan pelaku meneriaki keempat orang rekannya kenapa tidak membantu pelaku untuk melakukan pengeroyokan kepada Ahmad serta adik sepupu dan adik kandungnya.

    “Sempat teriak dia (pelaku) meminta agar ikut menyerang, sebenarnya teman-teman pelaku sudah mau ikut melakukan pengeroyokan juga. Tapi saat itu kebetulan ada Polisi dari arah Bagendang menuju Sampit, dan langsung memberikan tembakan ke udara dan para pelaku langsung melarikan diri,” jauh Ahmad menceritakan.

    Kasus ini pun sudah dilaporkan ke Polsek Ketapang pada hari Sabtu (4/8/2018) oleh ayah korban Naloh, namun belum ada informasi kelanjutan kasus pembacokan itu.

    Bahkan menurut informasi dari korban jika pelaku Ali merupakan saudara dari pejabat desa setempat.

    (im/beritasampit.co.id)

    Editor : FAHRIZAL