BUMDes Kabupaten Seruyan Studi Banding ke BUMDes Bersama Samuda Mandiri, Soal Ini ?

    SAMPIT – Dua BUMDes Kabupaten Seruyan melakukan studi banding ke BUMDes Bersama Samuda Mandiri, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), berlangsung dilantai ll Kecamatan mulai 5 – 6 September 2018.

    Studi banding menyangkut transformasi Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ke Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Bersama Kecamatan Seruyan Hilir dan Seruyan Hilir Timur, Kabupaten Seruyan diikuti sebanyak 13 orang peserta.

    Ada tiga hal terkait pemberian materi oleh Tenaga Ahli (TA) Provinsi. Pertama, kelembagaan, yakni, transformasi dari BKAD ke BUMdes Bersama serta pemisahan aset dana bergulir.

    Kedua, pengembangan usaha yakni, mekanisme pembentukan unit usaha dan pengembangan unit-unit usaha. Ketiga, kemitraan yakni, penyertaan modal desa dan kerjasama usaha.

    Tenaga Ahli (TA) Madya Pengelola SDM Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) yang juga Konsultan Kemendes PDTT, Rivanie Lesmana ketika dikonfirmasi beritasampit.co.id, Rabu (6/9/2018) menjelaskan, materi yang disampaikan katanya, terkait proses transformasi kegiatan dana bergulir yang di kelola oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK), dari eks PNPM kearah BUMDes Bersama. Dimana katanya, UPK menjadi salah satu usaha dari BUMDes Bersama.

    “UPK dana bergulir tetap bergulir seperti biasanya dan mengikuti aturan seperti sebelumnya agar tetap lestari, sehingga kegiatan-kegiatan lainnya bisa dimasukan dalam BUMDes Bersama,” terangnya.

    Untuk BUMDes Bersama yang saat ini seperti di Kabupaten Kotim, Barito Timur sudah ada dan berjalan bagus. Kalau di Kotim sendiri sebutnya, yang jadi contoh ada di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, seperti usaha waserda, fotocopy dan sebagainya. Kemudian di Kecamatan Mentaya Hilir Utara ada Mini market MHU Smart. Dikecamatan Parenggean juga, ada unit usaha elektronik dan vaucer.

    Dengan studi banding kesini jelasnya, sebagai acuan sejumlah peserta dari dua kecamatan untuk menggali potensi di wilayahnya.

    Menurut Rivanie, kemungkinan mereka akan memanfaatkan potensi ke arah yang menonjol, seperti penggadaian desa dan juga usaha masyarakat melalui produk-produk rumah tangga.

    “Arahnya mereka menggali potensi terlebih dulu. Sepulang dari sini, mereka akan menyusun rapat rencana kerja bersama seluruh kepala desa disana untuk menentukan pilihan potensi yang tepat dalam usaha BUMDes bersama tersebut,” ujarnya.

    Dia mencontohkan, misalnya melalui penggadaian desa, kita ingin membantu masyarakat desa membutuhkan dan mempermudah warga bila menggadaikan suatu barang hingga tidak lagi harus berangkat ke kota atau Kabupaten.

    “Masyarakat tidak usah jauh -jauh berangkat ke kota, melainkan cukup datang dikecamatan atau BUMDes bersama itu sendiri,” katanya.

    Usai penyampaian materi, semua peserta diajak berkunjung ke BUMDes Bersama yang ada di dua kecamatan Selatan Kotim, yakni, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) Samuda, dan Kecamatan Mentaya Hilir Utara (MHU), Bagendang.

    (mar/beritasampit.co.id).

    EDITOR : MAULANA KAWIT