Dolar Naik, Nasib Petani Kotim Bergantung Nilai Jual Ekspor

    SAMPIT – Kotawaringin Timur, merupakan salah-satu daerah yang dikenal dengan penghasil, Karet, Rotan, dan saat ini bertambah jadi penghasil industri minyak sawit yang mana dinilai oleh jajaran legislatif cukup rawan kedepannya.

    Hal ini diungkapkan oleh Wakil Ketua DPRD Kotim, H.Supriadi MT saat disinggung dampak kenaikan Dolar yang mencapai 15 ribu rupiah per satu dolarnya di Indonesia hingga saat ini.

    “Banyak prediksi menyangkut dolar, ada dampak positif dan negatifnya, potensi untuk Kotim memang bagus, apabila hasil ekspor bisa memengaruhi nilai jualnya, contoh untuk harga karet,di Kotim bisa naik apabila nilai ekspornya juga naik,” tukasnya, Rabu (12/9/2018).

    Namun menurutnya, kerugian tersendiri bagi Indoenesia, khususnya untyk wilayah Kotim, menyangkut nilai harga rotan dan pastinya para petani rotan. Masalahnya rotan hingga saat ini masih dilarang oleh pemerintah pusat untuk du ekspor keluar negeri ini.

    “Rotan tidak berpengaruh positif, karena kendalanya tidak bisa di eksporkan, kalau karet kemungkinan bagus kedepan harganya, itupun tergantung dolar bisa bertahan naik atau turun, investasi emas juga sangat berpengaruh terhadap nilai tukar dolar,” lanjutnya.

    Namun menurutnya dampak negatif pengaruh dari kenaikan dolar ini tidak akan banyak berpengaruh untuk daerah, khususnya Kotim, melainkan berpengaruh besar untuk pusat, dan secara perlahan akan merambah ke daerah penjuru Indonesia.

    “Nah kesempatan inilah yang kita manfaafkan, sebelum pengaruh dolar ini sampai ke daerah kita, sementara untuk pusat sendiri pemerintah pastinya sudah mencari solusi untuk jangka panjangnya terkait masalah ini,” tutupnya.

    (drm/beritasampit.co.id)

    Editor: FAHRIZAL