Kata Ganti Presiden 2019 Kian Merebak, ini Reaksi Gubernur Kalteng

    PALANGKA RAYA – Gubernur Kalimantan Tengah, H Sugianto Sabran mengatakan bahwa hampir 20 tahun sudah reformasi telah berlalu tentunya masyarakat sudah cerdas dalam berdemokrasi.

    Dalam menghadapi pemilihan legislatif dan pemilihan presiden khususnya pada tahun 2019 nanti ia mengimbau kepada masyarakat Kalteng agar jangan terlalu ikut dalam hiruk pikuk yang berlebihan.

    Sugianto mengatakan bahwa Kalimantan Tengah saat ini sedang dalam pembangunan menuju Kalteng berkah, jadi diharapkan jangan sampai ada hal-hal yang tidak penting yang dapat mengganggu kelancaran pembangunan.

    “Presiden kan cuma dua pasang, kalau menggunakan bahasa ganti presiden itu kan tidak elok meskipun ada 2019 nya. Jadi harus ada lah etika politik” ucapnya pada Rabu (12/9/2018) di Gedung DPRD Provinsi Kalteng.

    Selain itu Sugianto juga mempersilahkan jika ke dua pasang calon presiden RI saat ini yang sudah mendeklarasikan pencalonannya ada yang ingin ke Kalteng.

    Namun dengan syarat, bukan menimbulkan riak-riak permasalahan dan pertikaian di kalangan akar rumput masyarakat.

    “Apalagi di Kalimantan Tengah terkenal dengan falsafah Huma Betang, masyarakat Dayak khususnya selalu bersama dan kekerabatannya kuat sehingga tidak mudah dicabik-cabik dengan istilah, ganti,” sebut Sugian.

    Menurutnya hiruk pikuk menjelang Pilpres 2019 yang berlebihan, dapat merugikan tidak hanya pemerintah namun juga masyarakat, semisal di daerah lain yang sudah terjadi saat ini, hingga menyebabkan kericuhan dan konflik antar sesama.

    (apr/beritasampit.co.id)