Simulasi Pengamanan Pemilu: Anggota Polres Gunung Mas dan Penculik Saling Tembak Menembak

    KUALA KURUN-Puluhan orang dari kelompok pendukung pasangan calon anggota legislatif melakukan aksi protes terhadap hasil Pemilu. Mereka ngeluruk ke Kantor KPU setempat.

    Untuk menghindari aksi anarkis, tim negosiator dari Polres Gunung Mas menemui massa agar bersedia untuk membubarkan diri. Namun negosiasi tidak berhasil. Kelompok massa tetap melakukan aksinya.

    Bahkan suasana semakin memanas. Barikade Polisi dengan pagar betis diserang massa. Melihat kondisi massa tidak terkendali, Kabag Ops Polres Gunung Mas, Kompol Theodorus Priyo Santoso memerintahkan pasukan pengendali massa (Dalmas) untuk membubarkan massa.

    Dibantu dengan mobil water canon, akhirnya massa berhasil dipukul mudur. Paska dipukul mundur kelompok massa tersebut, muncul kelompok lain melakukan penculikan terhadap pimpinan aksi.

    Keleompok penculikan ini dilengkapi dengan senjata tajam dan senjata api laras panjang. Korban penculikan tak berdaya hingga disekap dalam rumah oleh kelompok penculik bersenjata.

    Beberapa hari kemudian, Polres Gunung Mas mendapat informasi terkait aksi penculikan tersebut. Dua orang Intelkam Polres melakukan penyelidikan. Informasi yang diperoleh A1.

    Tim Intelkam berupaya melakukan pembebasan sandra bahkan melakukan negosiasi dengan kelompok pencilik agar memebebaskan sandra, namun gagal bahkan terjadi tembak menembak antara kelompok penculik dengan Tim Intelkam.

    Kelompok penculik masih bertahan di dalam rumah bersama sandra. Tak lam kemudian pasukan anti teror dengan senjata lengkap datang ke tempat kejadian perkara (TKP), meski sempat tembak menembak, penculik akhirnya dapat dilumpukan.

    Sementara sandra dapat dibebaskan dengan selamat. Dari tiga orang penculik dua ditembak mati, satu berhasil dilumpukan. Kondisi sudah dipastikan aman, tak lama kemudian Tim Inafis Polres datang melakukan Olah TKP. Satu orang yang masih hidup dilarikan ke RSUD Kuala Kurun.

    Kisah dramatis tersebut terjadi dalam slenario simulasi penganan Pemilihan Legislatif dan Presiden 2019 mendatang. Gelaran simulasi pengamanan tersebut dilaksanakan di halaman Mapolres Gunung Mas, Rabu (19/9/2018) pagi.

    Pelaksanaan simulasi tersebut dilangsungkan usai pelaksanaan Apel Gelar Pasukan Operasi Kepolisian Terpusat Mantap Brata 2018 yang dimpin langsung oleh Kapolres Gunung Mas, AKBP Yudi Yuliadin.

    Membacakan Amanat Kapolri Jendral Tito Karnavian, Kapolres mengungkapkan, Pemilu tahun 2019 memiliki kompleksitas kerawanan dan karakteristik yang khas, karena untuk pertama kalinya Pileg dan Pilpres akan dilaksanakan secara serentak dengan ambang batas parlemen/parliamentary threshold sebesar 4%.

    Dikemukannya, Pemilihan Umum dapat dikatakan sebagai penanda utama demokrasi (the hallmark of democracy), karena masyarakat diajak untuk ikut serta menentukan pemimpinnya pada periode mendatang.

    “Dalam kaitan tersebut, bangsa Indonesia akan kembali menyelenggarakan pesta demokrasi Pemilu tahun 2019 yang tahapannya tengah berlangsung saat ini”, tukas Kapolres mengutip amat Kapolri.

    Lebih lanjut Kapolres membacakan, kondisi ini akan menuntut pada adanya upaya maksimal dari masing-masing partai politik dalam berkompetisi secara ketat untuk meraih suara sebanyak-banyaknya. “Tidak hanya untuk memenangkan Pileg dan Pilpres, namun juga agar bisa tetap bertahan/survive”, imbuhnya.

    Dalam kacamata kamtibmas, peningkatan intensitas kegiatan politik ini tentunya dapat memunculkan potensi kerawanan di bidang keamanan, di antaranya yang cukup menjadi perhatian bagi Polri adalah pemanfaatan politik identitas.

    “Selain itu penyebaran isu-isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa. serta penyebaran hoax dan hate speech, yang berpotensi menimbulkan konflik sosial di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat,” tukasnya.

    (gra/beritasampit.co.id)