Ini Perkembangan Ekonomi Kalimantan Tengah Pada Bulan September 2018

    PALANGKA RAYA – Selama bulan September 2018 Provinsi Kalimantan Tengah mengalami deflasi sebesar 0,02 persen. Meskipun untuk Kota Palangka Raya mengalami inflasi sebesar 0,02 persen.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Tengah, Hanif Yahya pada Senin (1/10/2018) di kantor setempat saat press release perkembangan perekonomian bulan September 2018.

    “Inflasi di Palangka Raya terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga (0,56 persen) serta kesehatan (0,18 persen)” ucap Hanif.

    Dia menambahkan bahwa selama September 2018 Indeks Harga Konsumen (IHK) di Palangka Raya mengalami kenaikan dari 130,16 pada Agustus 2018 menjadi 130,19 di bulan September 2018. Sementara itu dari sembilan kota IHK di wilayah Kalimantan selama September 2018 seluruh Kota Pantauan mengalami deflasi kecuali Palangka Raya.

    Sementara itu Kota lainnya di Kalimantan Tengah yang menjadi acuan dalam pantauan Indeks Harga Konsumen Nasional (IHK) justru mengalami deflasi sebesar (0,10 persen) adalah Kota Sampit, dimana penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar (1,06 persen) menjadi andil dalam terjadinya deflasi di Kalimantan Tengah.

    Sementara itu komponen harga bergejolak (Volatile foods) memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat deflasi di Sampit. Sehingga dari dua Kota Acuan tersebut laju inflasi tahun kalender di Kalteng menjadi (3,13 persen) dan inflasi tahun ke tahun (3,72 persen).

    Adapun komoditas yang menjadi penyebab lain inflasi di Palangka Raya berasal dari subkelompok ikan segar yaitu ikan patin, ikan nila dan ikan baung serta beras. Kemudian komoditas yang berkontribusi terhadap terjadinya deflasi di Sampit adalah daging ayam ras, ikan tongkol, bahan bakar rumah tangga, cabai rawit dan telur ayam ras.

    (apr/beritasampit.co.id)