Aajaib, Terombang-Ambing 3 Hari di Laut, 4 ABK KLM Karya Kencana yang Tenggelam di Teluk Sampit Selamat

    SAMPIT-Kapal bagan KLM Karya Kencana bermuatan Kopra yang berangkat dari Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) Samuda, Kabupaten Kotawaringin Timur( Kotim), Kalteng menuju pelabuhan Tanjung Mas Surabaya, Jawa Timur (Jatim) tenggelam di perairan pesisir pantai Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit.

    Kapal berbahan kayu itu, berangkat dari pelabuhan rakyat kecamatan Samuda kurang lebih 7 (Tujuh) jam perjalanan atau sekitar 15 mil meninggalkan daratan pantai ujung pandaran.

    “Kapal kami berangkat pada Jum’at(12/10/2018) malam pukul 21.00 WIB. Akibat kapal oleng, sehingga tidak bisa dikendalikan akhirnya pada Sabtu (13/10/2018) pukul 02.00 WIB dini hari, kapal tenggelam,” kata Suradi salah satu Anak Buah Kapal (ABK) ketika ditemui beritasampit.co.id, dirumahnya di desa Jaya Karet, Jum’at (19/10/2018).

    Menurut informasi yang dihimpun dilapangan, kapal yang meninggalkan Boy merah sekitar 15 mil itu mengalami nasib naas dengan membawa awak kapal sebanyak 6 Orang ABK. Namun yang timbul dan selamat bisa berpegang hanya 4 ( Empat) orang yang hanya berpegang dirakit lembaran busa tersebut.

    Sedang 2 orang lainya belum ditemukan, yaitu Tasmiannur dan Suriansyah. Sedang yang selamat, Suradi, Saharuddin, Riduan dan Muhajir.

    “Saya sempat terminum air laut didalam kapal saat posisi kapal sedang miring dan masuk air. Saya berjibaku menuju pintu keluar menyelamatkan diri,” cerita Suradi sedih.

    Sejak tenggelamnya kapal itu, para ABK berpegangan pada rakit dari busa itu terbawa arah angin dan terombang-ambing ditengah laut. Sambil memanjatkan do’a kepada Allah SWT, kamo bisa sampai ke darat.

    “Selama ditengah lautan kita terombang ambing kurang lebih tiga hari tiga malam, bersama empat orang teman yang bisa bertahan,” kata Saharudin sang juru mudi menambahkan.

    Sementara itu, Samsul Nelayan Inkamina 189 yang sejak subuh itu memasang jaringnya ditengah laut yang tak jauh dari sinar lampu suarnyang ada di pantai Ujung Pandaran itu masih bisa terlihat. Sejak pagi Selasa itu, kata Samsul, pihaknya membentangkan jaring dan istirahat bermalam dengan menambatkan melabuhkan jangkar perahu disekitaran jaring itu.

    “Kami terlelap tidur , tiba-tiba ada mendengar sayup -sayup suara minta tolong. Seperti disamping perahu. Kami terbangun dan kaget ternyata bunyi suara itu disamping perahu. Kita melihat orangnya ada diatasnya rakitan busa sebanyak 4 orang dan kami segera menolongnya,” kata Samsul menceritakan saat menolong korban kapal yang karam tersebut.

    Terpisah, Kepala Kantor Syahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Samuda, ketika ditemui beritasampit.co.id dikantornya Jalan HM Noor Kelurahan Samuda Kota, Jum’at (19/10/2018) sekitar pukul 08.30 WIB sedang tak berada ditempat. Begitu juga yang mewakili untuk dikonfirmasi tak berada ditempat.” Pimpinan berangkat ke Jakarta juga yang mewakili beliau orangnya jua berangkat. Memang benar kejadian tenggelamnya kapal itu. Tapi kalau bapak bertanya yang lainnya kami tak bisa memberikan jawaban karena kita ada pimpinan,” kata salah satu staf KSOP yang enggan namanya disebutkan.

    (mar/beritasampit.co.id)