RKPDes 2019 Desa Sei Ijum Raya Sepakati 9 Prioritas Pembangunan

    Editor: A Uga Gara

    SAMPIT- Guna menyusun Rencana Kerja Pemerintahan Desa (RKPDes) tahun 2019, Desa Sei Ijum Raya menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan Desa (MusrenbangDes), di Aula Desa Sei Ijum Raya, Selasa (23/10/2018).

    Acara yang dihadiri perwakilan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PemDes) Kabupaten Kotawaringin Timur dan Camat Mentaya Hulu Selatan tersebut, setidaknya menghaailkan 9 prioritas dalam penggunaan dana desa (DD) tahun anggaran 2019 mendatang.

    Sekretaris Desa, Muhammad Samsul menjelaskan, untuk prioritas usulan pembangunan RKPDes tahun 2019 merupakan hasil dari Musrenbangdes tahun lalu yang belum terealisasikan. “Hari ini prioritas pembangunan RKPDes tahun 2019 kits sepakati bersama,” tandas Muhammad Samsul.

    Samsul merinci, 9 prioritas pembangunan itu yakni, pembuatan siring beton dan peningkatan jalan permukiman ( lanjutan) pada ruas Jalan H Abdurrazak, Peningkatan Jalan Karya Murni (lanjutan), Pembangunan jembatan beton dan ulin dilokasi tambak sebanyak 3 unit.

    Selain itu, pembangunan jembatan beton dan penimbunan halaman PAUD, Perpustakaan dan Puskesdes. Untuk peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, yaitu kelengkapan alat kesehatan, pembangunan sarana sanitasi dan kebersihan lingkungan.

    “Kegiatan pemeliharaan jalan dan jembatan, kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan untuk mubeler PAUD, dan pengadaan tanah untuk perluasan pembangunan sarana fisik kantor atau persiapan perluasan gedung kantor,” rinci Samsul.

    Adapun terkait usulan diluar dari anggaran dana desa itu, tambahnya, sebagai acuan dari dinas instansi yang turut mengandeng hal pembangunan tersebut untuk disampaikan kepada SOPD-SOPD masing-masing baik melalui APBD Kabupaten, Provinsi maupun Pusat.

    Musrenbangdes dalam rangka RKPDes 2019 dibuka, Camat MHS, Drs Syahrial, didampingi Kepala Desa Sei Ijum Raya, Darmansyah, BPD, Kepala BPP MHS, RA Basuki, Kepala Puskesmas Samuda, tokoh masyarakat, PKK, karang taruna, kelompok nelayan, para Poktan, RT/RW dan masyarakat setempat.

    (mar/beritasampit.co.id)