OTT KPK!! DLH Seruyan Angkat Bicara Terkait Pencemaran Limbah di Danau Sembuluh

    KUALA PEMBUANG – Kapala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Seruyan angkat bicara terkait pencemaran limbah di Danau Sembuluh yang berkaitan dengan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta belum lama ini.

    “Kalau masalah limbahkan sudah ada solusi nya menunggu analisis laboratorium, sebenarnya kalo hasil labnya sudah jadi dan diketahui hasilnya, kan selesai urusan kita, loh kok malah OTT, mohan maaf OTT nya juga diluar daerah kita,” kata Kapala DLH Seruyan Priyo Widagdo di Kuala Pembuang, Senin (29/10/18).

    Ia juga menjelaskan mengenai masalah limbah, pihaknya sudah bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya serta berkoordinasi dengan pihak terkait dalam upaya menyelesaikan persoalan tersebut.

    “Bahkan dari Kementrian juga sudah mengambil sampel itu sendiri, dari Provinsi juga mengambil sampelnya sendiri dan kita dampingi perusahan untuk mengambil sampelnya untuk di uji,” terangnya.

    Namun dirinya mengakui lamanya hasil uji sampel disebabkan masalah kurangnya sarana laboratorium sehingga kesulitan dalam menangani persoalan tersebut.

    “Semua sudah mengambil sampel, cuman sampel itu kadang-kadang 3-4 bulan belum diketahui hasilnya karena antrian dan juga kita dinas DLH belum mempunyai laboratorium sendiri, sebenarnya kalau ada kepastian tercemar ya, kita bilang tercemar dan kalau tidak ada indikasi dari lab kita juga bilang tidak, berhubungan sekarang hasil lab nya belum keluar maka kami juga tidak berani bicara kalau itu tercemar atau tidak, karena kami tidak ada kepentingan lain,” ujarnya.

    Ditambahkannya disatu sisi perusahaan itu punya komitmen, tanggung jawab moral yang tertuang dalam Amdal, amdal itu yang menyusun perusahan bersama masyarakat.

    “Sebenarnya kapasitas DLH itu labnya dilapangan itu tidak bisa ditutupi mana kala masyarakat komplain baru kita tanggapi, selama ini justru komplain itu datang dari orang luar Sembuluh,” lanjutnya.

    Sebelumnya pihaknya juga telah mengundang tokoh masyarakat untuk mencari solusi persoalan kondisi air di desa Sambuluh yang diduga tercemar sehingga bersampak dengan ekosistem yang ada di aliran sungai seperti ikan banyak yang mati.

    “Kenapa saat itu ikan pada mati, Saya nggak nambahin saya suruh Dinas Perikanan menjelaskan, memang saat itu ada perubahan musim kemudian cara nangkapnya ada yang benar dan ada yang salah sehingga ada ikan yang mati, ungkapnya.

    (rdi/beritasampit.co.id)

    EDITOR : MAULANA KAWIT