Acara Pisah Kenang Kepala BPP Samuda Usai Purna Tugas, Ini Ceritanya?

    SAMPIT-Acara Pisah Kenang H Rianto Agus Basuki atau yang akrab di sapa RA Basuki diakhir masa tugasnya tak lagi menjabat Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) karena purna tugas dilaksanakan di lantai ll Kecamatan, Kamis(1/11/2018).

    Sosoknya sebagai mantri tani di daerah selatan seorang pejabat yang akrab dengan para petani hingga menjadikan daerah ini lahan pertanian sawah dan ladang serta berhasil dalam berswasembada pangan.

    Sekitar tahun 1980- an, ia mengabdikan dirinya di dua kecamatan ini yakni, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Kecamatan Pulau Hanaut, yang waktu itu belum dimekarkannya Kecamatan Teluk Sampit merupakan wilayah suluhnya.

    Acara pisah kenang dilaksanakan pukul 08.30 WIB sangat sederhana dan itupun atas inisiatif para anggota Kelompok Tani ( Poktan) maupun Gapoktan di wilayah pertanian tersebut.

    Karen mengingat kerja keras dan keuletan beliau membawa daerah ini menjadi kawasan daerah pertanian padi yang diharapkan pemerintah untuk berswasembada pangan tercapai.

    Dalam acara itu, RA Basuki yang akrab disapa bercerita sekelumit perjalannya dirinya mulai menjabat sebagai penyuluh desa hingga menjadi kepala penyuluhnya yang selalu aktif dilapangan bersama para poktannya mengevaluasi bertanam padi maupun palawija yang berhasil hingga berakhir masa purna tugasnya selalu mengabdikan diri sebagai petani biasa lagi.

    Dia mengatakan, kalau dirinya bertujuan mengabdikan diri datang ke Pulau Kalimantan Tengah (Kalteng), Kabupaten Kotim khususnya dan bertugas di Kecamatan Samuda sekitar tahun 1980-an. Sebelumnya ia, hanya seorang penyuluh desa kala itu. Pada April 1987 berdirinya BPP Samuda dan pemindahan serta penyebaran anggota BPP Pelangsian. Begitu juga wilayah suluhnya waktu itu tidak bisa ditempuh jalan darat dan hanya menggunakan naik klotok. Pada awalnya BPP Samuda membina dua kecamatan Mentaya Hilir Selatan dan Pulau Hanaut sebelum kecamatan Teluk Sampit dimekarkan.

    Waktu itu kata RA Basuki, dirinya berjuang sekuat tenaga, walau keadaan-keadaan waktu itu cukup sulit membina kelompok tani yang kebanyakan dari mereka sambil melakukan ilegal loging. Petani banyak yang menebang hutan sekitarnya, katanya.

    Namun, dirinya tetap sabar dan terus berusaha melaksanakan tugas dan program pemerintah agar daerah kawasan selatan khususnya tiga Kecamatan selatan sebagai kawasan pangan penghasil beras.

    Untuk meyakinkan dan mengalihkan mereka (masyarakat) ia tetap tak bosan-bosannya mengajak petani mengolah lahannya dangan cara membudidayakan tanaman padi maupun palawija dan terus membina para anggota kelompok tani maupun Gapoktan yang membawahinya.” Alhamdulillah akhirnya hingga sekarang program pemerintah daerah untuk kawasan sewasembada pangan tercapai menjadi kawasan lahan persawahan yang bisa ditanami setiap musim,” ujarnya sambil menyeka mata dengan terharu.

    Lanjutnya, ini semua berkat dari kegigihan bapak ibu sekalian selaku pendamping kegiatan program pemerintah yang kita laksanakan bersama untuk meningkatkan swasembada pangan khususnya beras dan sudah kita rasakan manfaatnya bersama, tandas RA Basuki.

    Kalau mengingat, pada tahun 2001 -2002 bersamaan terjadinya perkelahian antar etnis menyebabkan berkurangnya jumlah kelompok tanam. Kami terus berupaya memacu dan terus mendorong memajukan sektor pertanian khususnya padi yang merupakan program Pemerintah terus berjalan, meskipun berbagai rintangan harus terus dijalankan.” Alhamdulillah dengan jerih payah bapak ibu sekalian pelaksanaan tugas program pemerintah khususnya bagi Kabupaten Kotim, khususnya daerah kita tercapai menjadi daerah swasembada pangan,” ungkapnya penuh haru.

    Dia pun menambahkan, mudahan -mudahan kepada kepala BPP yang baru meskipun belum ada tau penggantinya lagi untuk melanjutkan program kami dengan meningkatkan swasembada pangan yang lebih baik lagi, khususnya Kabupaten Kotawaringin Timur dan umumnya Provinsi Kalimantan Tengah, bahwa wilayah selatan merupakan sumber pangan beras yang kita pertahankan,” tutupnya.

    Sementara ketua panitia penyelenggara kegiatan Irawan, menyampaikan terima kasihnya kepada semua kelompok tani maupun para gapoktan yang dengan inisiatifnya turut membantu penyelenggaraan acara pisah kenang pada hari ini berjalan baik. ” Terima kasih kepada para poktan maupun gapoktan yang banyak membantu acara kegiatan ini hingga berjalan, baik dan lancar,” katanya.

    Ditambahkannya, melihat dedikasinya selama 37 tahun mengabdi, mulai penyuluh desa sampai menjabat Kepala BPP tidak pernah beliau berganti. Kami sebagai petani bangga atas dedikasi Bapak RA Basuki dalam menjalankan tugas mulia yang penuh tanggung jawab, meskipun banyak hal dan rintangan selalu ia terima dengan lapang dada.” Kita bisa membayangkan dulu saat membuka lahan di daerah kita khusus Samuda ini kalau gambutnya sangat tebal dan dalam hingga 2 sampai 3 meter. Alhamdulillah karena kegigihan beliau lahan sawah kita menjadi tanah subur yang bisa ditanami padi setiap musim,” ungkap Irawan terharu.

    Hadir dalam acara itu, Camat MHS, Drs Syahrial, Kapolsek Jaya Karya, AKP Suroso, Danposramil 1015-06, Serka Parilan, para mantri tani kecamatan tetangga, para Kepala Desa, Sekdes, Gapoktan, Poktan dan undangan lainnya.

    (mar/beritasampit.co.id)