Sunardi Ajak Masyarakat Membeli Beras Lokal, Ini Alasannya?

    KASONGAN – Pemasaran beras lokal Katingan sejauh ini kalah bersaing dengan produk asal luar daerah. Banyak faktor yang memengaruhi, seperti pasar yang belum menjanjikan, minimnya pengepul besar beras, ketiadaan akses jalan darat sehingga produk beras lokal belum dilirik masyarakat.

    Wakil Bupati Katingan Sunardi mengatakan, secara kualitas dan cita rasa sebenarnya beras lokal asal Kecamatan Mendawai dan Katingan Kuala tidak kalah bersaing.

    “Kalau rasa jangan ditanya lagi, nasinya pulen, putih, dan rasanya juga segar karena tidak tertumpuk lama di dalam gudang. Jadi setiap ke hilir saya pasti beli beras itu, kadang saya beli dari pedagang lokal yang datang ke Kasongan,” terangnya baru-baru ini.

    Oleh sebab itulah, dirinya mengajak masyarakatnya mulai beralih mengkosumsi beras produksi lokal. Hal ini sebagai wujud dukungan dan keperdulian terhadap para petani yang sejauh ini masih kesulitan mencari pasar menjanjikan. Upaya tersebut bisa dimulai dari seluruh ASN atau pegawai pemerintah daerah agar mengkosumsi beras lokal.

    “Kendala utama kenapa beras kita sulit bersaing, yaitu minimnya pasar yang menjanjikan. Padahal produksi beras di sana cukup besar, bahkan sebagian petani sudah mempraktikan pola tanam dan panen tiga kali setahun,” katanya.

    Sejauh ini belum ada investor yang mau melirik beras lokal Katingan, terutama pengepul besar beras. Padahal bisnis beras menjanjikan keuntungan yang cukup besar. Berdasarkan pengamatannya, sejauh ini rata-rata produksi beras lokal masih berskala rumahan.

    “Tidak adanya pengepul besar beras itu berpengaruh besar terhadap penyerapan hasil produksi petani lokal kita. Bagaimana petani bisa maju dan berkembang jika hasil pertaniannya tidak ada yang mau membeli. Inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah selama ini,” ujarnya.

    Menurutnya, dari sisi harga beras lokal cukup terjangkau atau berkisar Rp 8 hingga Rp 10 ribu per kilogram. Dengan kualitas dan cita rasa yang enak, maka tidak ada alasan masyarakat tidak memilih beras lokal.

    “Barusan saya beli beras produksi BUMDes Jaya Makmur, dengan berat 25 kilogram cuma dijual Rp 200 ribu saja. Artinya per kilonya cuma seharga Rp 8 ribu, coba bandingkan dengan beras lain yang harganya di atas Rp 10 ribu semua. Kemasannya cukup bagus, hanya saja mereka masih terkendala pemasaran yang belum menjanjikan,” pungkasnya.

    (ar/beritasampit.co.id)