Waspada Robot Seks Ukuran Anak Kecil Mulai Banyak Diproduksi

    JAKARTA-Kemajuan teknologi tidak semua baik bagi kehidpan manusia, meski tujuan dibuatkannya baik. Seperti teknologi yang satu ini.

    Jika beredar bebas, tentu akan berpengaruh buruk dan bisa mendorong orang jadi gangguan seksual yaitu berupa nafsu seksual terhadap remaja atau anak-anak di bawah usia 14 tahun (pedofilia).

    Dilansir dari kumparan.com, Senin (12/11/2018) perkembangan teknologi kecerdasaan buatan (artificial intelligence/AI), robot seks kini semakin mirip dengan manusia. Robot ini bahkan bisa memberikan tanggapan ketika diajak berinteraksi.

    Inovasi robot seks tidak berhenti sampai di situ saja. Beberapa manufaktur bahkan mulai menciptakan robot seks dalam ukuran kecil dengan alasan lebih ‘portabel’.

    Namun usaha itu justru membuat robot seks menyerupai anak kecil. Dan ini menimbulkan kekhawatiran.

    Pada 2017 lalu, seorang ahli AI Profesor Noel Sharkey memperingatkan bahwa robot seks dapat mendorong seseorang menjadi pedofilia. Ia meminta pemerintah untuk mengambil tindakan pencegahan menghentikan robot seks anak memasuki Inggris.

    “Saya akan mengatakan harus ada larangan impor bagi mereka (robot seks),” ungkapnya.

    Kekhawatian Sharkey serupa dengan pendapat sexolog asal Australia, Nikki Goldstein. Dalam bincang Q&A di siaran televisi ABC, Goldstein menceritakan kisahnya ketika mengunjungi sebuah pameran robot seks di China, di mana ia menemukan robot seks berperawakan seperti anak perempuan.

    Goldstein menjelaskan, beberapa manufaktur mulai membuat robot seks mereka berukuran lebih kecil, yang akan membuat orang lain memberikan interpretasi yang salah dan mengganggap robot seks tersebut adalah anak kecil.

    “Saya melihat beberapa boneka yang membunyikan lonceng alarm untuk saya, karena mereka lebih kecil dalam perawakannya,” ungkapnya seperti dilansir Mirror.

    Goldstein menambahkan, pengembang mencoba menjelaskan kepadanya bahwa produk itu sebenarnya robot dewasa dalam tubuh kecil. Robot seks ini juga disebut bukan untuk budaya Barat, tapi Asia.

    “Mereka terlihat sangat imut. Tapi bagi saya itu (tetap) kelihatan seperti anak kecil dan saya mempertanyakan orang yang menjualnya. Reaksi langsung saya adalah ini tidak benar,” tambahnya.

    (net/gra/beritasampit.co.id)