PT Astra Agro Lestari Peduli Budaya, Tiga Tahun Berturut-turut Festivalkan Budaya Adat Suku Dayak Tomun

    PERUSAHAAN Perkebunan Kelapa Sawit yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), khususnya di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), semua sama telah banyak membantu pembangunan baik terhadap masyarakat sekitar kebun perusahaan maupun dengan pemerintah setempat, seperti pemerintah desa, pemerintah kecamatan sampai pemerintah kabupatem dan provinsi.

    Tapi dari sekian banyak perusahaan perkebunan Kelapa Sawit di Kalteng, khususnya di ‘Bumi Marunting Batu Aji’, pengamatan penulis ada satu perusahaan perkebunan kelapa sawit, sebut saja PT Astra Agro Lestari Tbk, melalui dua anak perusahaannya yakni PT Surya Indah Nusantara Pagi (SINP) dan PT Persada Bina Nusantara Abadi (PBNA), tiga tahun berturut-turut, mulai dari tahun 2016, 2017 dan 2018 telah memfestivalkan Budaya Adat Suku Dayak Tomun.

    PT NSIP dan PT PBNA yang tiga tahun berturut-turut memfestivalkan budaya adat suku Dayak Tomun, bukan hanya sekedar untuk sensasi hiburan saja, tapi kata Imam Taufiq Ketua Pnitia Festival, untuk terus melestarikan Budaya Adat Suku Dayak Tomun.

    Dan uniknya dalam festival ini diwarnai acara khusus sejumlah lomba keterampilan tradisional yang diikuti ratusan anak-anak generasi ‘milenial’ alias anak-anak pelajar 32 sekolah, dari sekitar perkebunan dan 10 desa wilayah Kecamatan Arut Utara (Aruta) Kabupaten Kobar, mulai tingkat TK, SD, SMP dan SLTA (sederajat).

    Lomba tradisional seperti Lomba Basumpit, Balogo, Bagasing, kemudian Lomba memasak Coto Manggala sampai kepada Lomba Busana Dayak, semakin mewarnai semaraknya Festival Budaya Adat Suku Dayak Tomun (BASDT). Pengamatan penulis acara Festival BASDT tahun 2018 ini semakin meningkat.

    Acara festival ketiga tahun yang selalu dihadiri wakil bupati, festival pertama 2016 dihadiri Bupati Bambang Purwanto, dan Festival tahun 2017-2018 dihadiri Wakil Bupati Ahmadi Riansyah bersama Unsur Forkompimda dan Dinas Pariwisata Kabupaten, serta Camat, Polsek, Korampil Kecamatan Aruta, ternyata ada yang lebih ‘sumringah’ yakni Lurah Pangkut Thomas Nasir.

    Bagi Thomas Nasir Lurah Pangkut, sempat mengatakan kepada penulis katanya, ’luarbiasa’, PT SINP dan PT PBNA telah 3 tahun menggelar BASDT. ”Sulit untuk mengatakan kata-kata panjang lebar, yang jelas kegiatan festival ini, membuat barokah bagi seluruh warga Kelurahan Pangkut, itu saja,” ungkap Thomas Nasir.

    Wakil Bupati Kobar Ahmadi Riansyah, pada acara Festival BASDT Sabtu (17/11/2018) mengatakan kegiatan Festival ini bisa terus dilestarikan sekaligus bisa mengangkat potensi wisata budaya Arut Utara agar sejajar dengan kecamatan lainnya.

    Dan natinya kegiatan seperti ini bisa diikutsertakan dalam kegiatan formal yang diselenggarakan Pemkab Kobar seperti Festival Kobar Kreatif, kemudian Festival Marunting Batu Aji, Festival Tanjung Puting dan festival lainnya.

    Arisman Siregar, ADM PT SNIP/PBNA mengatakan, melestarikan budaya dan adat lokal seperti Suku Dayak Tomun merupakan sebuah keharusan bagi perusahaan, karena perusahaan bisa maju dan berkembang juga berkat dukungan masyarakat.

    Perusahaan bisa maju dan berkembang disini, juga berkat dukungan masyarakat, tanpa masyarakat perusahaan tidak bisa apa-apa. Maka untuk itu kegiatan seperti ini sangat penting dan harus terus dilestarikan, itulah kepedulian kami dari perusahaan. Kata Thomas Nasir. Semoga….

    (Maman Wiharja)