PGRI Telah Berusia 73 Tahun, Apa Kata Ketua PGRI Kabupaten Kobar…

    Oleh: Maman Wiharja

    Mendengar nama Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) kita pasti akan teringat kepada Guru. Apalagi kalau usia kita sudah semakin senja,sering teringat sebuah lagu lama sekitar tahun 1960 an, yang berjudul “Terimakasihku Guruku”.

    Dalam syair lagu tersebut pada intinya, membuktikan betapa besarnya ‘kasih sayang guru kepada muridnya,yang tulus memberi ilmu dan membimbing memberi nasihat, agar kelak menjadi orang yang berguna untuk bangsa dan negara’.

    Dalam rangka Hari Guru Naasional (HGN) dan HUT PGRI ke 73 beritasampit.co.id berhasil wawancara singkat dengan Drs.Fathrurraji Ketua PGRI Kabupaten Kobar, sebagai berikut petikannya.

    Berita Sampit: “Apa yang Bapak harapkan diusia PGRI yang ke 73 tahun”

    Fathrurraji: “Harapan saya,seperti telah disampaikan Ketua Umum Pengurus Besar PGRI Dr,Unifah Rosyidi, mudah-mudahan semua pendidik terus bersemangat bekerja lebih efektif, disiplin, tidak mudah mengeluh, menjaga kode etik guru, merawat persatuan dan kesatauan, menjauhkan dari sikap intoleran, membangun komunikasi efektif dengan orang tua, dan terus menjadi pembelajar demi kepentingan terbaik bagi peserta didik dan bangsa Indonesia.

    Berita Sampit: “Kemudian harapan lainnya,khusus kepada Pemkab Kobar dan Provinsi Kalteng”.

    Fathrurraji: “PGRI mengharapkan,Pemkab Kobar dan Pemprov Kalteng memprioritaskan adanya pembenahan,terhadap berbagai persoalan guru,antara lain administrasi guru yang terkadang sering berbelit-belit seperti dalam pengurussan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dan penyelesaian tentang guru honor”.

    Menurut Fathruraji, peranan seorang guru begitu agung dan mulia itu bukanlah tanpa makna. Hal itu tak lepas dari perannanya yang sangat luar biasa,karena berkat perjuangan para guru tentunya telah menghasilkan generasi-generasi yang beradab dan berkarakter.

    “Sejak dulu masyarakat telah mengenal slogan ‘Guru,digugu dan Ditiru’,sampai sekarang slogan tersebut melekat pada dirinya,berikut pada diri saya.Maka pasa setiap 25 November,wajib oleh semua Guru dijadikan refleksi bahwa guru punya tugas yang mulia dalam mencerdaskan anak-anak bangsa,” ungkap Drs.Fahrurraji, mengakhiri wawancara singkatnya dengan beritasampit.co.id.

    (Maman Wiharja merupakan wartawan senior di Kabupaten Kotawaringin Barat).