Yusril dan Presiden Jokowi Kian “Mesra” di Penghujung Bulan November

    PALANGKA RAYA-Orang mengatakan, dalam prinsip politik tak ada kawan maupun lawan yang abadi, yang ada hanyalah perkara kepentingan.

    Baik kepentingan untuk maju, untuk menang dan pastinya untuk menjadi pemimpin negeri ini. Politik merupakan hal yang dinamis dan dapat berubah sewaktu-waktu.

    Dalam Pilpres 2014, Partai Bulan Bintang (PBB) dibawah kepemimpinan Yusril Ihza Mahendra pernah menjadi lawan Politik Jokowi yang di usung PDIP dan Nasdem.

    PBB masuk dalam Koalisi Merah Putih bersama Partai Gerindra, Golkar, PAN dan Partai lainnya mengusung Prabowo-Hatta.

    Saat Jokowi terpilih menjadi Presiden, Yusril memilih oposisi. Yusril kerap mengkritik tajam kebijakan pemerintahan Presiden Jokowi.

    Beda tahun 2014, Pilpres 2019 Yusril justru merapat ke kubu Jokowi. Katanya, hanya sebatas propesionalitas. Yusril mengambil peran sebagai lawyer Pasangan Capres Jokowi-Maruf Amin.

    Keputusan konseptor Pidato Presiden Soeharto ini sempat membuat riakan-riakan dalam internal partai. Bahkan dapat penilaian miring dari kubu pasangan Capres Prabowo-Sandi.

    Yusril tak mau ambil pusing tentang pendapat orang tentang keputusannya. Yusril berpendapat, langkahnya tepat untuk menyelamatkan PBB dari keterpurukan.

    Yusril bahkan kian “mesra” saja dengan Presiden Jokowi. Di penghujung bulan November, sebelum sholat Jumat (30/11/2019), Yusril bertemu dengan Jokowi di Istana Kepresiden Bogor, Jawa Barat.

    Mengutip dari laman website setkab.go.id, pada pertemuan itu, Yusril diterima di ruang kerja Presiden sekira pukul 11.25 WIB. Setelah bersalaman, keduanya kemudian duduk bersama.

    Usai pertemuan, keduanya kemudian menuju Masjid Baitussalam di Kompleks Istana Bogor untuk menunaikan salat Jumat. Dengan menaiki golf cart, mereka menuju masjid bersama dengan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

    Presiden mengaku ia sudah mengenal Yusril sejak masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

    Hubungan keduanya pun terus berlanjut dengan baik saat Presiden Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

    “Saya pernah ke rumah Prof. Yusril. Jadi menurut saya, saya dengan beliau ini kawan dan sahabat yang akrab dan baik,” ujar Presiden selepas salat Jumat.

    Terkait pertemuan, Presiden menuturkan bahwa keduanya berbicara mengenai masalah negara, terutama ketatanegaraan.

    Yusril mengakui meski dirinya kadang memberikan kritik kepada Presiden, bukan berarti ia berseberangan.

    “Pak Jokowi pasti paham bahwa kadang-kadang ada kritik disampaikan. Tapi semua itu dengan niat yang baik. Tapi kritik yang konstruktif ya, bukan asal kritik tanpa alasan. Karena niatnya baik, ya beliau juga dengarkan, pertimbangkan. Kalau sesuai, ya dilaksanakan, kalau tidak sesuai, ya tidak dilaksanakan. Itu saja,” kata Yusril.

    Tak hanya kritik, menurut Yusril ia juga sering memberikan saran terutama yang terkait dengan bidang hukum, baik yang ditanyakan langsung oleh Presiden maupun yang tidak.

    “Ada yang beliau pertimbangkan. Mudah-mudahan membawa manfaat bagi kehidupan bangsa dan negara kita semuanya,” tuturnya.

    Turut hadir mendampingi Presiden dalam kesempatan ini yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

    (gra/beritasampit.co.id)