November 2018, Kalteng Alami Deflasi Sebesar 0,05 Persen

    PALANGKA RAYA – Provinsi Kalimantan Tengah mengalami Deflasi sebesar 0,05 persen pada bulan November 2018, yang diikuti oleh laju inflasi tahun kalender (3,26 persen) dan inflasi tahun ke tahun (3,94 persen) yang relatif rendah.

    Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng, Yomin Tofri dalam press release pada, Senin (3/12/2018) di ruang pertemuan kantor setempat.

    “Dari 82 kota pantauan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional, 70 kota mengalami inflasi dan 12 kota mengalami deflasi. lnflasi tertinggi terjadi di Merauke (2,05 persen) dan deflasi tertinggi di Medan (0,64 persen),” ucap Yomin.

    Sementara itu, kota yang menjadi acuan untuk di Kalimantan Tengah yang mengalami inflasi yakni di Palangka Raya (0,22 persen) dan yang mengalami deflasi yakni di Sampit (1,27 persen). Kedua kota tersebut menempati peringkat ke 69 dan ke 77 kota inflasi tertinggi di tingkat nasional.

    Inflasi di Palangka Raya terutama dipengaruhi oleh kenaikan indeks harga pada kelompok kesehatan (0,79 persen) serta makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau (0,70 persen). Sementara deflasi di Sampit terutama dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan (1,27 persen).

    Komponen harga bergejolak (Volatile Foods) memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat deflasi di Sampit (0,35 persen) dan potensi deflasi di Palangka Raya (0,27 persen).

    Sementara itu komunitas pemicu terjadinya inflasi di Palangka Raya adalah rokok kretek filter, bawang merah, ikan kembung, bahan bakar rumah tangga dan rokok kretek. Adapun komunitas pemicu deflasi di Sampit adalah ikan tongkol dan jasa angkutan udara.

    (apr/beritasampit.co.id)

    Editor : Irfan