Peringati Hari Konservasi Satwa Liar, BOS Kembali Lepasliarkan Enam Orangutan di TNBBBR

    PALANGKA RAYA-Memperingati Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia, Yayasan BOS, bekerja sama dengan BKSDA Kalimantan Tengah, Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR), dan USAID LESTARI kembali melepasliarkan 6 orangutan ke TNBBBR.

    Keenam orangutan yang dilepas liarkan tersebut adalah yang ke-13 kalinya di TNBBR sejak pertama kali dilaksanakan bulan Agustus 2016 lalu, dan ke-26 kali diselenggarakan oleh Program Reintroduksi Orangutan Yayasan BOS di Kalimantan Tengah sejak tahun 2012 dalam memperingati Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia.

    Pelepasliaran ini menambah populasi orangutan yang dilepasliarkan Yayasan BOS di TNBBBR kawasan Kabupaten Katingan menjadi 112 individu. Keenam orangutan ini terdiri dari 2 jantan (Grendon dan Sepang) dan 4 betina (Mary, Ranger, Gaya, dan Ramin).

    Mereka akan dibawa dari Nyaru Menteng dalam perjalanan selama kurang lebih 10-12 jam menempuh jalur darat dan sungai ke titik-titik yang telah ditentukan di TNBBBR.

    Jamartin Sihite, CEO Yayasan BOS mengatakan, konservasi adalah upaya tiada henti dan sepanjang tahun 2018, pihaknya telah berhasil melepasliarkan 52 orangutan ke hutan-hutan pelepasliaran di Kalimantan Timur dan Tengah.

    “Kami juga menerima 21 orangutan baru di 2 pusat rehabilitasi kami dan menempatkan 26 orangutan di pulau-pulau pra-pelepasliaran. Ini bisa tercapai berkat kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan,” rinci Jamartin, Rabu (5/12/2018) sore.

    Ia berharap, konservasi jangan cuma berfokus pada perbaikan kondisi. Seluruh pemangku kepentingan harus sepakat untuk bekerja keras menjaga kondisi yang ada.

    “Jadi, upaya-upaya seperti pembukaan lahan, perburuan, perdagangan liar, itu semua harus dihentikan. Di sisi lain, penegakan hukum juga mesti diperketat dan diperkeras. Kami menilai ini berpotensi besar menghentikan penurunan populasi orangutan liar,” ucapnya seraya berharap.

    Adib Gunawan, Kepala BKSDA Kalimantan Tengah menyambut baik berbagai bentuk kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya melestarikan dan melindungi alam dan lingkungan di Kalimantan Tengah.

    Menurut dia, kerja sama dengan Balai TNBBBR, USAID LESTARI, dan Yayasan BOS untuk melepasliarkan orangutan hasil rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng adalah salah satu kerja sama yang kami nilai memiliki hasil positif.

    “Sudah 2 tahun menjalin kerja sama dan berhasil mengembalikan 106 (dengan hari ini menjadi 112) orangutan hasil rehabilitasi ke hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya di Kabupaten Katingan,” ucapnya.

    “BKSDA Kalimantan Tengah berharap inisiatif-inisiatif kerja sama seperti ini dapat direplikasi oleh para pemangku kepentingan lain. Karena manfaat alam dan lingkungan ini dinikmati oleh semua, wajar jika kita mengemban tanggung jawab memelihara dan melindungi alam. Mari kita laksanakan tanggung jawab ini bersama-sama,” timpalnya.

    Sementara itu, Heru Raharjo, Kepala Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (BTNBBBR) Wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat menambahkan, salah satu kunci dalam upaya konservasi alam dan lingkungan adalah lestarinya satwa liar di hutan.

    Melepasliarkan orangutan ke habitat aslinya seperti TNBBBR ini adalah perwujudan hal tersebut. Pelepasliaran orangutan sendiri adalah satu hal yang rumit, karena tidak semua hutan memenuhi syarat dijadikan tempat pelepasliaran orangutan.

    Syarat-syaratnya yang dimaksudnya, yakni seperti ketinggian yang sesuai bagi daerah sebaran orangutan dengan persediaan tanaman pakan yang cukup, populasi orangutan liar minim untuk mengurangi konflik, dan keamanan yang terjamin, bebas dari kemungkinan alih fungsi lahan.

    “Kami di Balai Taman Nasional akan bekerja keras memastikan kelestarian para orangutan yang telah dilepasliarkan di sini, dan semoga mereka segera membentuk populasi orangutan liar baru. Tidak ada momen yang lebih baik daripada Hari Konservasi Satwa Liar Sedunia untuk menunjukkan komitmen kita semua terhadap pelestarian alam,” jelasnya.

    Rosenda Chandra Kasih, Landscape Coordinator USAID LESTARI Kalimantan Tengah mengaku bangga dapat mendukung proses rehabilitasi dan pelepasliaran 112 orang utan dalam kurun waktu dua tahun.

    Upaya pelestarian keanekaragaman hayati harus dilakukan secara terpadu dan oleh karena itu dibutuhkan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan.

    Dukungan yang diberikan oleh proyek USAID LESTARI melalui kerjasama yang telah dibentuk dengan Pemerintah Indonesia dan BOSF, merupakan salah satu contoh komitmen kami dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia menjaga dan melindungi keanekaragaman hayati serta menjaga keseimbangan ekosistem. “Kedepannya kami berharap dapat terus mendukung Pemerintah Indonesia melalui bentuk kerjasama lainnya,” tukasnya.

    (gra/beritasampit.co.id)